Bisnis.com, JAKARTA – Pelaksanaan reklamasi Teluk Jakarta membuat sedikitnya dua orang nelayan beralih profesi karena tertutupnya mata pencaharian.
Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim mengungkapkan ada 53.309 rumah tangga nelayan di Teluk Jakarta yang akan terdampak bila reklamasi 17 pulau buatan diteruskan.
“Jumlah itu tidak hanya yang ada di Provinsi DKI Jakarta, tetapi juga di Bekasi, Karawang, dan Tangerang,” ujarnya dalam acara diskusi Paradoks Republik Maritim di Jakarta, Senin (25/4/2016).
Menurut Halim, reklamasi akan membuat seluruh nelayan kehilangan mata pencaharian. Sayangnya, pemerintah maupun pengembang tidak memiliki solusi atas masalah tersebut.
Saat ini pun, tambah Halim, tiap hari ada dua nelayan yang alih profesi. Mereka bekerja serabutan dan menjadi buruh lepas demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Penasihat Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia (PPNI) Habibah mengatakan sampai saat ini nelayan di sekitar Teluk Jakarta tidak tahu apa yang akan terjadi setelah reklamasi. Dia mencontohkan nelayan di tempat tinggalnya, Kampung Marunda Kepu, Jakarta Utara, akan direlokasi ke rumah susun.
“Tapi sampai sekarang rumah susun belum selesai. Nanti kalau kami pindah terus kerja apa?” katanya.
Habibah menyebutkan nelayan yang pindah ke rumah susun dijanjikan bebas uang sewa selama 6 bulan. Namun, tanpa pekerjaan yang layak, mereka khawatir tidak bisa membayar uang sewa setelah tinggal selama 6 bulan.
“Karena tidak mampu membayar kan kami harus keluar. Setelah itu jadi gembel dan ditangkapi. Ini sama saja membunuh nelayan,” ujar perempuan 51 tahun ini.