Bisnis.com, JAKARTA - Keterlambatan jadwal pemberangkatan kereta api penumpang lintas Jakarta–Surabaya bisa mencapai hingga 15 menit akibat anjloknya Kereta Api Barang 2502.
Manager Humas PT KAI Daerah Operasional IV Semarang Gatut Sutiyatmoko menuturkan keterlambatan tersebut terjadi karena kereta api penumpang yang melewati jalur Jakarta–Surabaya tersebut harus bergantian.
Bergantiannya kereta api yang lewat tersebut, dia menuturkan, karena jalur yang sebelumnya merupakan jalur ganda (double track) kini berubah menjadi jalur tunggal (single track). “Kereta api masih beroperasional,” kata Gatut, Senin (25/4/2016).
Dia menambahkan terkait dengan anjloknya kereta api barang tersebut, saat ini PT KAI sedang melakukan evakuasi. Mengenai kapan evakuasi dapat diselesaikan, dia masih belum mengetahuinya. Namun, perusahaan akan melakukannya secepat mungkin.
Terkait dengan penyebab anjloknya kereta api barang tersebut, dia mengungkapkan, masih belum mengetahuinya karena masih sedang dalam penyelidikan.
Dia mengatakan kereta api barang bernomor 2502 terdiri dari 20 rangkaian gerbong datar. Adapun, gerbong yang mengalami anjlok adalah gerbong 10 – 19. Sementara gerbong 1 – 9 dan gerbong 20 tidak anjlok.
Dari 10 gerbong yang anjlok tersebut, dia mengungkapkan 4 anjlok biasa. Sementara enam lainnya dalam posisi miring. “Jadi, bukan terguling. Anjloknya miring,” tambahnya.
Saat ini, dia menuturkan jumlah keberangkatan kereta api secara keseluruhan pada jalur tersebut mencapai sekitar 90 keberangkatan. Dari total keberangkatan tersebut, sebanyak 70% merupakan keberangkatan kereta api penumpang. Sementara 30% adalah keberangkatan kereta api barang.
Akibat anjloknya kereta baran tersebut juga, dia menuturkan, hingga saat ini belum ada penumpang yang membatalkan perjalanannya.
Menanggapi anjloknya kereta api barang tersebut, Vice President Public Relations PT KAI Agus Komarudin menuturkan, pengawasan dilintas akan lebih ditingkatkan baik sarana maupun prasarananya.
Kegiatan pengawasan dan perawatan sarana dan prasarana kereta api, menurutnya, rutin dilaksanakan setiap hari. “Anjlokan ini sedang diteliti karena bisa saja faktor luar seperti faktor alam, dan sebagainya,” tambahnya.
Terkait dengan kemungkinan anjloknya kereta api barang tersebut, dia menuturkan, tidak bisa berspekulasi. Menurutnya, yang berhak mengumumkan penyebab anjlokan tersebut adalah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Dia mengungkapkan, yang terpenting bagi perusahaan saat ini adalah berusaha semaksimal mungkin untuk menetralisir jalur kereta api agar dapat beroperasi secara normal.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Riset Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengungkapkan, pengawasan terhadap perawatan kereta api, baik itu sarana dan prasarana harus ditingkatkan.
Terkait dengan prasarana, dia mengungkapkan, saat ini sudah ada Infrastructure maintanance operation (IMO). Oleh karena itu, dia mengatakan semestinya perawatan prasaran bisa lebih baik. Meskipun begitu, penyebab anjlokan tersebut bisa saja karena sarana, prasaran, atau krunya.