Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hapag-Lloyd Jerman Berencana Merger Dengan United Arab Shipping Company

Hapag-Lloyd, perusahaan pelayaran asal Jerman, tengah berada dalam pembicaraan serius terkait rencana merger dengan United Arab Shipping Company (UASC) setelah industri pelayaran global dihantam oleh ketidakpastian ekonomi dan sepi muatan.
Kapal milik Hapag Lloyd/Reuters-Morris Mac Matzen
Kapal milik Hapag Lloyd/Reuters-Morris Mac Matzen

Bisnis.com, JAKARTA - Hapag-Lloyd, perusahaan pelayaran asal Jerman, tengah berada dalam pembicaraan serius terkait rencana merger dengan United Arab Shipping Company (UASC) setelah industri pelayaran global dihantam oleh ketidakpastian ekonomi dan sepi muatan.

Berdasarkan berita yang dilansir Reuters, Hapag-Lloyd akan memberikan 72% saham dari bisnis gabungan kepada pemegang saham dan sisanya akan diberikan kepada UASC. 

Namun, Hapag-Llyod mengakui belum ada kepastian atas pembicaraan ini.  Sementara itu, UASC yang berkantor pusat di Dubai belum memberikan komentar hingga saat ini.

Aksi korporasi ini diperkirakan akan menghasilkan perusahaan pelayaran terbesar keempat di dunia.

Selain Hapag-Llyod, CMA CGM, juga tengah menjajaki akuisisi atas Neptune Orient Lines untuk memperkuat posisinya sebagai perusahaan pelayaran terbesar ketiga setelah MSC dan Maersk.

Sebelumnya, dua BUMN pelayaran asal China juga melakukan aksi korporasi serupa, yakni Cosco dan China Shipping.

Saham Hapag-Lloyd naik 10,7% menjadi 18,1 Euro setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi pada 18,9 Euro.

Saat ini, Hapag-Lloyd fokus terhadap perdagangan Trans-Atlantika dan Amerika Latin.

Merger dengan UASC akan memperkuat posisi perusahaan di Timur Tengah, termasuk bisnis UASC yang tengah berkembang di Iran sejak awal tahun ini.

Bahkan, merger ini akan menambah kapasitas kapal menjadi 18.000 kontainer yang dapat dimanfaatkan oleh Hapag-Lloyd untuk mengangkut barang dari Eropa ke Asia.

Hapag-Llyod pernah melakukan merger dengan Compania Sud Americana de Vapores (CSAV) pada Desember 2014 guna mengerek laba perusahaan tahun lalu.  

Klaus Michael Kuehne, pemegang saham Hapag-Lloyd terbesar ketiga dengan porsi saham 20%, percaya perusahaan terlalu kecil untuk berkembang sendirian.

CSAV memiliki saham 31% dan HGV memiliki 21%. UASC sendiri dikuasai oleh negara-negara di Semenanjung Arab dengan kepemilikan terbesar oleh Qatar.

Resep Hapag-Lloyd dalam bertahan di tengah krisis industri pelayaran adalah dengan menyasar ceruk bisnis seperti kargo bahan kimia dan radio aktif yang menawarkan marjin yang lebih tinggi. Jumlah armada perusahaan saat ini mencapai 177 unit kapal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro