Bisnis.com, JAKARTA—PT Waskita Tollroad selaku pemilik konsesi tol Cimanggis—Cibitung sepanjang 25,39 kilometer mengaku proses konstruksi tol tersebut masih terkendala lahan yang hingga saat ini baru terbebaskan 1%.
Direktur Utama PT Waskita Tollroad Herwidiakto mengatakan pengadaan lahan tersendat di daerah Depok. Warga perumahan Raffles Hils menolak jalur tol yang melintas di atas jalur pipa gas sehingga warga khawatir terjadi kebocoran dan berdampak buruk terhadap lingkungan di sekitarnya.
“Kita sudah mendesak BPN Depok untuk misalnya konsinyasi baik untuk di Raffles atau di manapun, karena menurut undang-undang sudah jelas,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/04).
Sambil menunggu lahan, pihaknya masih memproses pembentukan perusahaan patungan bersama dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Tbk untuk mengintegrasikan pengelolaan ruas tol Cimanggis—Cibitung dan Cibitung—Cilincing guna mendukung sinergi logistik.
Saat ini kedua perusahaan masih menyelesaikan administrasi rencana pembentukan perusahaan bersama tersebut. Proses ini melibatkan konsultan hukum dan konsultan keuangan, dan ditargetkan dapat rampung pada tahun ini.
“Mungkin tahun ini meningkat ke kerja sama, mungkin juga pengalihan saham. Masih jauh,” ujarnya.
Tol Cimanggis—Cibitung dikelola oleh PT Cimanggis Cibitung Tollways, yang sahamnya saat ini 90% dikuasai WTR, sementara PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Bakrie Toll Indonesia masing-masing memiliki 5%
Tol senilai Rp4,5 triliun ini terdiri dari empat seksi, dan memerlukan biaya tanah mencapai Rp1,3 triliun. Hingga saat ini, realisasi pengadan lahan untuk seksi I dan II Juncion Cimanggis—Trans Yogie—Narogong sepanjang 8,6 kilometer baru terbebaskan 0,96%, sementara seksi III Narogong---Setu sepanjang 8,83 kilometer dan seksi IV Setu—Cibitung Juncion sepanjang 7,63 kilometer masih dalam proses sosialisasi dan inventarisasi.