Bisnis.com, JAKARTA—Sejak mencapai titik arriving shaft di Kawasan Otista III sejak Oktober tahun lalu, konstruksi proyek Sodetan Ciliwung yang menghubungkan Kali Ciliwung Jatinegara – Kanal Banjir Timur sepanjang total 1,25 kilometer hingga kini belum menunjukkan perkembangan berarti.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menyatakan Wika selaku kontraktor pelaksana proyek tersebut terpaksa menunda konstruksi akibat proses pengadaan lahan di Bidara Cina yang masih belum terselesaikan hingga saat ini.
Padahal, dia menyatakan kontraktor cukup membutuhkan waktu enam bulan lagi untuk menyelesaikan pembangunan secara keseluruhan.
“Belum jalan, masih menunggu [lahan] Bidara Cina, kan ada gugatan. Kalau itu sudah selesai, baru kita teruskan ke shaft,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis(21/04).
Dengan tercapainya titik arriving shaft, saat ini proses konstruksi telah mencapai 54%. Suradi menjelaskan, seharusnya di wilayah Bidara China menjadi lokasi inlet untuk menghubungkan saluran untuk mengaliri air dari kali Ciliwung.
Adapun ruang lingkup pekerjaan proyek Sodetan Ciliwung ini meliputi pekerjaan infrastruktur bawah tanah yang mencakup temporary driving shaft di inlet 608 meter, outlet 654 meter dan aariving shaft.
Selain itu, juga pekerjaan twin tunnel dengan metode pipe jacking sepanjang kurang lebih 1,25 km.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mudjiadi menyebut alotnya negosiasi harga lahan di Bidara Cina ini menjadi salah satu alasan dana lahan di Ditjen SDA senilai Rp1 miliar pada tahun 2015 hanya terserap setengahnya.
“Masalahnya belum ada keputusan harga tanah itu berapa. Biasanya kalau sudah ada appraisal , sudah ditetapkan harganya kemudian bayar, kita masukkan dana konsinyasi di pengadilan. Ini juru ukur saja tidak bisa masuk,” ujarnya.
Untuk itu dia berharap peran pemerintah daerah dalam hal ini gubernur DKI Jakarta lebih ditingkatkan. Menurutnya, pengadaan lahan untuk proyek Sodetan CIliwung dilakukan secara bersama oleh pemerintah pusat dan daerah.
Menurut catatan Bisnis, luas lahan di wilayah inlet Sudetan Ciliwung yang akan mengalami pembebasan adalah 1,1 hektar. Dari jumlah tersebut, aset pemerintah DKI Jakarta mencapai sekitar 8.000 meter persegi, sedangkan sisanya dimiliki oleh Pertamina, Patra Niaga dan Jiwasraya.
Sudetan Ciliwung memilki panjang total 1,25 km dan memiliiki model twin tunnel berdiameter 3,5 meter. Dengan kapasitas air sebesar 60 m3/detik, sudetan ini diharapkan mampu mengalirkan debit air yang meluap di Sungai Ciliwung menuju kanal banjir timur.
Total anggaran proyek ini mencapai Rp492, 6 milliar dengan Wijaya Karya sebagai kontraktor pelaksana. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada Agustus 2016.