Bisnis.com, SEMARANG - Pelaku pariwisata di Jawa Tengah mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara yang bakal memperburuk industri pariwisata di daerah setempat.
Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Jawa Tengah Pranoto Hadi Prayitno menyatakan kelangkaan BBM di Karimunjawa menjadi kendala besar bagi wisatawan yang berkunjung ke lokasi tersebut. Pasalnya, wisatawan baik domestik maupun mancanegara membutuhkan sumber energi atau listrik yang berasal dari BBM.
Dia mengakui kebutuhan energi di lokasi pariwisata sangat penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari. “Kebutuhan sumber energi di lokasi tersebut sangat penting. Apalagi, wisatawan yang menginap selama satu pekan lebih, bisa dibayangkan kalau tidak ada listrik?,” papar Pranoto saat dihubungi Bisnis, Kamis (21/4/2016).
Dia mengatakan kelangkaan pasokan BBM dan elpiji di Karimunjawa akan mempengaruhi promosi pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan di Jateng. Padahal, selama ini pelaku pariwisata berupaya mendorong wisatawan untuk berkunjung ke Jateng, salah satunya di Kepulauan Karimunjawa.
Jika keadaan itu dibiarkan berlarut panjang, Pranoto khawatir jumlah wisatawan yang berkunjung di Jateng bakal merosot tajam. Dia mengakui lokasi pariwisata yang menjadi favorit di Jateng yakni Candi Borobudur di Magelang, disusul Kepulauan Karimunjawa di Kabupaten Jepara. “Jangan sampai mereka gagal berwisata ke Jateng gara-gara pasokan energi tidak mencukupi,” terangnya.
Dengan kondisi tersebut, Pranoto mendesak kepada PT Pertamina dan Pemprov Jateng mengatasi krisis energi yang menimpa lokasi pariwisata unggulan di Jateng.
Dari informasi yang diperoleh Bisnis, sekitar sepekan ini tidak ada kiriman BBM atau elpiji ke Kepulauan Karimunjawa, seiring kebijakan Syahbandar Jepara yang melarang pengiriman sumber energi itu. Larangan itu berkaitan dengan terbakarnya kapal nelayan yang mengangkut BBM dan elpiji awal April lalu.
Kebutuhan energi di Kepulauan Karimunjawa untuk BBM jenis Premium mencapai 59.000 liter/bulan dan 144.000 liter Solar dalam sebulan. Adapun, kebutuhan elpiji 3 kg mencapai 4.380 tabung dan 301 tabung elpiji 12 kg.
Menanggapi hal itu, General Manager PT Pertamina Marketing Operation Region atau MOR IV Jateng & DIY Kusnendar mengatakan ke depan dipersiapkan pengangkutan standar untuk memasok kebutuhan BBM dan elpiji di Karimunjawa.
“Barusan kami rapat bahas pasokan BBM ke Karimunjawa. Pertamina akan mengangkat lembaga penyaluran atau agen penyaluran minyak dan solar biar lebih simpel,” terangnya kepada Bisnis.