Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun ini akan memperkuat genetika lokal ayam sentul guna mengembangkan bibit indukan lokal.
Kepala Dinas Peternakan Jabar Dody Firman Nugraha mengatakan pengembangan bibit sebagai upaya meningkatkan populasi ternak ayam lokal di Jabar.
Awalnya, ayam sentul dikembangkan di Ciamis, dan terus dikembangkan di beberapa daerah seperti Tasikmalaya, Bogor, Sukabumi, dan Bandung.
"Untuk tahap pengembangan saat ini difokuskan pada penguatan bibit ayam sentul yang dikerjasamakan dengan Unpad," katanya, Selasa (19/4/2016).
Dia berharap pembibitan ayam sentul akan mampu mengurangi ketergantungan impor ayam, sehingga ongkos yang dikeluarkan peternak tidak akan terlalu besar.
Selama ini ongkos peternak, terutama bagi pakan, kerap tinggi ditambah dengan indukan yang cukup mahal. "Ayam sentul ini untuk antisipasi ke depan mengurangi impor yang kerap dilakukan setiap tahun."
Sementara itu, Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Setda Jabar, Deny Juanda Puradimaja mengatakan Jabar telah mendaftarkan 6 sumber genetik ternak sebagai rumpun baru ke Kementerian Pertanian.
Keenam genetik ternak tersebut adalah ayam pelung, domba garut, itik cihateup, sapi pasundan, ayam sentul, dan itik rambon. "Dari 6 itu, 3 genetik sudah ditetapkan. Yakni, sapi pasundan, ayam sentul dan itik rambon," ujar Deny.
Deny mengatakan, sumber genetik ternak baru tersebut merupakan hasil penelitian BP3IPTEK (Badan Penelitian Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan) bekerja sama dengan Kemenristek. Sebelumnya, Pemprov Jabar telah melakukan mou dengan Ristek Dikti.
BP3IPTEK ini, kata dia, dibentuk lebih berorientasi pada penerapan hasil akhir. Karena, dikampus biasanya proses penelitian dilakukan namun jarang dikembangkan lebih lanjut.
BP3IPTEK ini, murni melakukan penelitian sampai ada hasilnya. "Jadi, BP3IPTEK ini shopping saja hasil penelitian yang ada disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat," katanya.
Menurut Deny, BP3IPTEK ini dikembangkan sebagai kreatif research. Yakni, dengan melihat negara Finlandia yang sudah sukses mengembangkan kreatif research berdasarkan kebutuhan rakyatnya.
"Harus di uji memang kebutuhan masyarakatnya. Jadi dana penelitian bisa menggunakan bagian dari dana pendidikan dan kesehatan," katanya.