Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Premium Ditarget Tak Beredar Tahun 2019

Bahan bakar minyak jenis premium ditarget tak akan lagi beredar pada 2019 karena penggunanya akan berpindah ke jenis lainnya.
SPBU/Ilustrasi-Bisnis.com
SPBU/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bahan bakar minyak jenis premium ditarget tak akan lagi beredar pada 2019 karena penggunanya akan berpindah ke jenis lainnya.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (persero) Ahmad Bambang mengatakan di triwulan I/2016 migrasi pengguna premium ke jenis pertamax dan pertalite sebesar 21%.

Adapun, hingga akhir tahun angka tersebut bertambah menjadi 30% dan 50% di tahun depan. Alhasil, diharapkan pada 2019 premium tak lagi beredar.

"Tahun depan [ditargetkan] hilang 50% jadi 2019 bisa hilang semua premium," ujarnya dalam acara uji pasar Dexlite di Jakarta, Jumat (15/4/2016).

Senior Vice President Fuel Marketing Pertamina M Iskandar mengatakan, selisih harga yang kian tipis antara BBM subsidi dan nonsubsidi membuka peluang terjadinya perubahan pasar. Pengguna BBM subsidi justru pindah menjadi pengguna BBM nonsubsidi.

Tahun ini, Iskandar memperkirakan migrasi pengguna BBM akan bertambah lebar. Alasannya, ujar Iskandar, dengan nilai yang sama tahun ini konsumen bisa mendapat produk yang lebih berkualitas.

 Alasan lainnya, disebabkan kendaraan baru yang mengaspal tak lagi sesuai bila menggunakan BBM jenis premium. Seperti diketahui, setiap dua pekan harga BBM nonsubsidi mengalami penyesuaian. Dengan demikian, tren penurunan konsumsi solar dan premium akan berlanjut.

 "Dengan (nominal) uang yang sama tahun lalu, sekarang bisa beli (BBM) subsidi sehingga tren penurunan solar dan premium akan berlanjut," katanya.

Seperti diketahui, harga BBM nonsubsidi turun Rp200 per liter pada 30 Maret 2016 yaitu Pertamax 92 Rp7.550, Pertamax Plus 95 Rp8.550, Pertamina Dex Rp8.400 dan Pertalite Rp 7.300 per liter. Setelah itu, Pemerintah menetapkan harga baru BBM subsidi yang mengalami penurunan sebesar Rp500 per liter yakni Premium menjadi Rp 6.450 per liter dan Solar menjadi 5.150 per liter.

Tiga bulan pertama 2016, Kementerian ESDM mencatat konsumsi BBM menyentuh 11,7 juta kilo liter (KL). Adapun, konsumsi terbesar adalah jenis ron 88 (premium) yaitu 6,48 juta KL; solar 3,88 juta; ron 92 (pertamax) 742.738 KL; ron 90 (pertalite) 376.395 KL; ron 95 (pertamax plus) sebanyak 43.336 KL; minyak tanah 153.886 KL dan minyak bakar 43.954 KL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper