Bisnis.com, JAKARTAPT Jasa Marga (Persero) menyiapkan dana hingga Rp11 triliun untuk investasi pembangunan jalan tol Jakarta Layang (elevated)sepanjang 37 kilometer. Perusahaan plat merah tersebut juga berencana menggandeng sejumlah investor lainnya dalam pembangunan tol tersebut.
Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman mengatakan pihaknya akan mengikuti arahan dari Kementerian BUMN untuk pengusahaan jalan tol tersebut. Dia juga belum bisa memastikan badan usaha yang akan diajak kerja sama.
Kita tentu gandeng yang lain, dengan siapa belum tahu. Dengan Waskita tidak menutup kemungkinan, tergantung strategi (Kementerian) BUMN seperti apa, ujarnya, Senin (04/04)
Dia memperkirakan biaya konstruksi tol layang itu mencapai Rp300 miliar per kilometer, lebih mahal dari harga konstruksi tol biasa yang sekitar Rp100 milliar per kilometer. Biaya itu juga belum termasuk pelebaran jalan yang harus dilakukan untuk membangun tol Jakarta Layang.
Dari catatanBisnis,Jasa Marga memprakarsai pembangunan Jakarta Layang sejak tahun lalu, yang membentang dari Karawang Barat hingga Cikunir. Rencananya, tol layang ini akan dibangun di atas jalan tol JakartaCikampekeksisting,yang juga dikelola Jasa Marga.
Selain Jakarta Layang, emiten berkode JSMR itu juga mengusulkan pembangunan dua ruas baru lainnya kepada pemerintah, yakni JakartaCikampek II dan KediriKertosono. Meski demikian, hingga saat ini pemerintah baru menyetujui usulan ruas Jakarta Layang dan JakartaCikampek II.
Untuk KertosonoKediri belum [studi kelayakan]. Tanahnya kan harus survey dulu, itu belum. Teman-teman lagi bergerak ke situ, ujarnya.
Adit menambahkan, tahun ini perseroan menargetkan penambahan ruas baru sepanjang hampir 400 kilometer. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan realisasi penambahan ruas tol baru yang diakuisisi perseroan selama 2015, yakni sepanjang 187 kilometer.
Menurutnya, target 400 kilometer itu terdiri atas ruas-ruas tol yang ditender pemerintah, dan usulan ruas tol baru yang diprakarsai JSMR. Ruas tol yang ditender pemerintah antara lain Batang--Semarang, Balikpapan--Samarinda, Manado--Bitung, dan Pandaan--Malang.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna menyatakan pemerintah tengah mempersiapkan proses lelang untuk proyek tol Jakarta Layang. Menurutnya, meskipun JSMR telah ditetapkan sebagai pemrakarsa dan memiliki hak menyamakan penawaran (right to match)dalam proses lelang, pemerintah tetap akan membuka kesempatan bagi badan usaha lain yang berminat untuk ikut serta dalam pelelangan.
"Sepertinya yang akan dilelang lebih dulu yang JakartaElevated, karena lebih memungkinkan dan tidak memerlukan terlalu banyak lahan. Jakarta--Cikampek II tendernya menyusul, ujarnya.
Untuk memprakarsai pembangunan jalan tol, ujarnya, ruas yang diusulkan harus memenuhi minimal tiga persyaratan. Pertama, ruas yang diprakarsai tersebut harus layak secara ekonomi dan finansial. Kedua, ruas tersebut harus terintegrasi dengan sistem jaringan jalan dan jalan tol nasional. Ketiga, pihak pemrakarsa harus memiliki kemampuan secara teknik dan finansial untuk menyelesaikan ruas tersebut.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono juga telah meminta proses lelang untuk proyek tol Jakarta Layang dipercepat pada Mei tahun ini. Mulanya, BPJT merencanakan proses lelang digelar pada pertengahan tahun.
Pertengahan tahun terlalu lama. Mei akan saya tagih kemudian kita lelang. Kita tidak hanya membenahigate,tetapi juga kapasitas [jalan tol]. Makanya adaelevated,prioritasnya dibangun dari Cikunir sampai Cikarang, ujarnya.
Menurutnya, secara prinsip pemerintah menyetujui pembangunan ruas layang tersebut karena kemacetan yang kerap terjadi di tol JakartaCikampek pada jam-jam puncak dan libur panjang telah sangat parah. Akibatnya, jalan tol tidak lagi berfungsi optimal menyediakan waktu tempuh optimal bagi pengguna jalan.
Adanya prakarsa dari badan usaha juga akan sangat membantu percepatan pembangunan jalan tol. Dengan demikian, target penyelesaian 1.000 km jalan tol baru dalam lima tahun ke depan diyakini bisa terealisasi.