Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah pemesanan baru bagi manufaktur barang AS jatuh di Februari 2016. Sementara itu, belanja usaha untuk barang modal jauh lebih rendah dari yang diperkirakan.
“Jumlah pemesanan baru untuk barang manufaktur jatuh sebesar 1,7% seiring dengan penurunan permintaan, membalikkan revisi ke bawah kenaikan di bulan Januari sebesar 1,2%,” sebut Departemen Perdagangan AS pada hari Senin (5/4/2016), seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2016).
Tingkat pemesanan barang manufaktur telah turun selama 14 dari 19 bulan terakhir. Sebelumnya, jumlah pemesanan dilaporkan sempat naik 1,6% pada Januari.
Di saat yang sama, jumlah pemesanan untuk barang modal non-pertahanan, selain pesawat terbang, menukik 2,5% di Februari setelah anjlok 1,8% di bulan sebelumnya.
"Laporan pagi ini menunjukkan sektor manufaktur yang lebih lamban pada awal kuartal," kata Jesse Hurwitz, seorang ekonom dari Barclays di New York kepada Reuters.
Laporan itu juga menyebutkan belanja konsumen dan data perdagangan yang lemah, menunjukkan pertumbuhan ekonomi moderat lebih lanjut pada pergantian tahun setelah melambat ke 1,4%di kuartal keempat.
Perkiraan untuk pertumbuhan produk domestik bruto kuartal pertama saat ini di bawah tingkat 1%.
Harga obligasi pemerintah AS sedikit berubah setelah data tersebut, sementara dolar AS jatuh ke level terendah terhadap yen selama dua minggu.
Manufaktur, yang menyumbang sekitar 12% dari perekonomian, telah tertekan oleh depresiasi dolar AS dan permintaan global yang lemah.