Bisnis.com, JAKARTA - Urusan pariwisata diamini sebagai permasalahan lintassektor yang tidak bisa ditangani secara parsial. Diperlukan turun tangan dari semua pemangku kepentingan yang terlibat demi mengembangkan calon penghasil devisa utama di masa depan tersebut.
Sejak dulu, pertumbuhan pariwisata di Indonesia tidak bisa berlari kencang. Hal itu disebabkan adanya mitos tentang peliknya koordinasi antara pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata dalam mengembangkan sektor ini. Bahkan masih ada beberapa daerah yang cenderung abai dan memandang sebelah mata terhadap potensi pariwisata.
Untuk mematahkan mitos tersebut, stakholders pariwisata di Sulawesi Selatan berbenah dan keroyokan membuat sebuah produk berupa paket wisata murah. Produk hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Garuda Indonesia itu diharapkan menjadi senjata ampuh untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.
“Selama ini stakeholders di bidang pariwisata seperti jalan sendiri-sendiri, sehingga kolaborasi seperti ini sudah banyak dinantikan,” papar Devo Khaddafi, Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan belum lama ini.
Paket wisata murah tersebut juga merupakan salah satu strategi dalam pemasaran branding : Explore South Sulawesi, sekaligus untuk menyiasati rendahnya jumlah kunjungan wisatawan saat low season.
Setidaknya ada tiga paket wisata sudah dirancang oleh Asita, yakni paket Makassar and Beyond, Toraja and Beyond, serta Bira and Beyond. Setiap paket wisata tersebut akan dibanderol dengan harga Rp1,5 juta-an dan sudah termasuk dengan biaya penginapan, transportasi dan kuliner lokal selama 3 hari 2 malam, dan di luar biaya penerbangan dari luar daerah ke Makassar.
“Wisatawan yang disasar adalah domestik dan mancanegara, selama mengikuti paket mereka akan diajak untuk menikmati kuliner lokal,” papar Ketua Asita Sulsel Didi Leonardo Manaba.
Sebagai salah satu bentuk koordinasi dengan maskapai penerbangan, paket ini akan dijual bersamaan dengan tiket pesawat Garuda Indonesia dan hanya bisa didapatkan jika konsumen menggunakan maskapai pelat merah tersebut untuk datang ke Makassar.
“Harga paketnya di luar harga tiket pesawat, tetapi kami akan memberikan harga terbaik demi mendukung paket wisata ini. Kami juga tidak menyediakan kursi sebanyak-banyak bagi wisatawan yang tertarik untuk datang ke Makassar,” imbuh Tubagus Irfan, Marketing and Sales Manager Garuda Indonesia Branch Office Makassar.
Adapun, hingga saat ini setiap harinya Garuda Indonesia melayani penerbangan dari dan ke Makassar hingga 5.000 kursi. Jumlah tersebut cukup besar karena Makassar merupakan penghubung untuk ke kawasan timur Indonesia.
Meskipun paket wisata ini masih merupakan pilot project sebagai pengisi saat tidak ada event pariwisata di Makassar, tetapi banyak harapan dan optimisme yang menguat saat peluncuran paket ini.
Bahkan, pemerintah yakin jika paket ini direspons baik oleh masya-rakat, maka bisa menggandakan jumlah kunjungan ke Sulawesi Selatan, dan target mendatangkan 250.000 wisatawan mancanegara serta 8,5 juta wisatawan nusantara pada tahun ini akan terealisasi. Semoga. ()