Bisnis.com, JAKARTA - Reformasi struktural yang mulai dirintis oleh pemerintah dinilai bisa diarahkan untuk mengatasi masalah jangka pendek-menengah dan panjang sekaligus.
Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menyatakan dua sisi reformasi itu bisa saling mengisi.
Dalam Dialog Publik ISEI bersama Presiden Joko Widodo, Rabu (30/3/2016), Ketua ISEI Muliaman D. Hadad menyebutkan dua reformasi itu adalah reformasi jangka pendek-menengah yakni mencari cara untuk meningkatkan akumulasi stok kapital untuk mempersempit kesenjangan.
Sementara, reformasi jangka panjang adalah peningkatan produktivitas sumber daya manusia (SDM) yang bersifat tidak kasat mata (intangible), tapi mampu berperan penting dalam perekonomian.
Peningkatan kapasitas SDM, lanjutnya, tidak semata kemampuan teknis, tapi juga menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan kemampuan adaptasi perekonomian global.
"Sangat penting untuk memperkuat aspek regulasi untuk mencegah potensi syok dalam pertumbuhan ekonomi, mengingat ketidakpastian global masih tinggi. Tapi memang upaya memengaruhi investor bukan hal yang mudah, karena ditentukan iklim investasi yang kondusif," katanya.
Muliaman yang juga menjabat Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini menuturkan, ISEI melihat rangkaian paket kebijakan telah direspons oleh masyarakat dan dunia usaha.
Namun, lanjutnya, tantangan lain masih terpapar yakni bagaimana Indonesia bisa masuk dalam kategori investasi.