Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Kopi Jabar Diyakini Tumbuh 20%

Kalangan pengusaha kopi di Jawa Barat memperkirakan ekspor komoditas itu sepanjang 2016 bakal meningkat 20% dibandingkan tahun lalu.
Petani memetik biji kopi arabika di perkebunan kopi kawasan Kampung Batu Lonceng, Desa Suntenjaya Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. /Bisnis.com
Petani memetik biji kopi arabika di perkebunan kopi kawasan Kampung Batu Lonceng, Desa Suntenjaya Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. /Bisnis.com

Bisnis.com, BANDUNG--Kalangan pengusaha kopi di Jawa Barat memperkirakan ekspor komoditas itu sepanjang 2016 bakal meningkat 20% dibandingkan tahun lalu.

Ketua Asosiasi Petani dan Pengusaha Kopi Jabar (AP2KJ) Enjang Rukmana mengatakan produksi kopi di Jabar saat ini relatif bagus karena ditunjang dengan cuaca yang cukup mendukung.

"Cuaca cukup mendukung pertumbuhan biji kopi sehingga produksi cukup bagus. Kami perkirakan kenaikan di angka 20%," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (29/3).

Kendati ekspor diyakini mengalami peningkatan, namun pasokan kopi dari Jabar belum mampu memenuhi kebutuhan luar negeri. Kondisi ini dipicu produksi kopi di Brazil yang sedang buruk.

"Memang ini menjadi peluang Jabar untuk memasok lebih besar, tapi tidak semua kopi diekspor karena hanya sebagian kecil yang memenuhi persyaratan," katanya.

Di samping itu, selama ini ekspor kopi dari Jabar masih dilakukan lewat pintu Surabaya dan Medan. Hal ini akibat para pengusaha kopi di Jabar belum memiliki modal besar untuk melakukan ekspor langsung.

Dengan kondisi itu, keuntungan yang didapat dari pengusaha dari Jabar relatif masih rendah.

"Ini terjadi karena kekuatan pengusaha belum maksimal. Ke depan ekspor full dari Jabar bisa dilakukan karena para pengusaha sedang mempersiapkannya," ujarnya.

Di samping itu, kegiatan ekspor langsung perlu dilakukan atas permintaan buyers dari luar negeri yang datang ke Jabar.

Adapun bantuan bibit kopi dari Pemprov Jabar pada tahun lalu, ujar dia, sudah sampai ke petani. "Pergerakan pemerintah sekarang sudah bagus ada pengawasan dan pengawalan. Tidak seperti dulu bantuan tidak tepat sasaran," ujarnya.

Menurutnya, bantuan bagi petani kopi harus terus diawasi dan dikawal agar hasil yang di lapangan sesuai dengan harapan. Sebab, beberapa tahun lalu setiap ada bantuan seringkali tidak sesuai peruntukannya.

"Bahkan, ada sebagian bantuan yang diterima pengusaha. Padahal itu bantuannya untuk petani," katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik sejak tahun 2012 hingga bulan September tahun 2015 nilai ekspor produk olahan kopi mencapai US$ 7,09 juta dengan volume 150 ton. Sementara ekspor roasted dan green bean kopi pada kurun waktu yang sama volumenya mencapai 187,7 ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 1,3 juta.

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Jabar Iyus Supriyatna mengaku peluang ekspor kopi pada tahun ini bisa mengalahkan wilayah lain seperti Medan dan Surabaya. Hal ini karena persyaratan untuk ekspor langsung cukup ketat.

"Melihat pertumbuhan buah kopi tahun ini cukup bagus. Sedikitnya 7.500 ton green beans kopi arabika ada peluang untuk di ekspor ke mancanegara," ujarnya.

Dia menyebutkan, salah satu perusahaan yang sudah melakukan ekspor kopi dari Jabar yakni CV. Fortuna Agro Mandiri ke Taiwan sekitar 5.000 kg kopi arabika spesial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper