Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aptrindo Dukung Upaya Pemerintah Turunkan Harga BBM

Aptrindo Dukung Upaya Pemerintah Turunkan Harga BBM
Ilustrasi/Antara-M. Agung Rajasa
Ilustrasi/Antara-M. Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia mendukung upaya pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak, meski pihaknya juga menyarankan agar pemerintah menerapkan fair play bukan hanya kepada Pertamina tetapi juga kepada perusahaan minyak swasta.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Sugi Purnoto menyatakan, selaku konsumen bahan bakar minyak (BBM) pihaknya mendukung upaya pemerintah menurunkan subsidi BBM agar menciptakan stabilitas.

Pasalnya ketidaksamaan penerapan regulasi pengisian BBM di sejumlah daerah telah menyandera pelaku usaha transportasi dalam mengoperasikan kendaraannya. Ketidakadilan itu dipandang cukup mengganggu karena ada kondisi pemaksaan dari pihak Pertamina melalui pengelola SPBU kepada pengusaha truk.

"Kami mendukung langkah pemerintah hanya saja di beberapa SPBU di Sulawesi, kami menerima laporan ada pelarangan dari SPBU bahwa truk diatas 5 ton tidak boleh mengisi solar bersubsidi, padahal regulasi itu tidak ada hanya kebajikan pengelola SPBU," ungkap Sugi kepada Bisnis, Minggu (20/3/2016).

Pemaksaan lainnya diakui Sugi dalam bentuk penyediaan BBM, dimana sopir truk didorong oleh sejumlah SPBU Pertamina memakai Pertamina Dex atau Pertadex bukan solar. Sementara Pertadex harganya jauh lebih mahal ketimbang Solar.

"Harga solar subsidi Rp5650 per liter, sementara Pertadex Rp8800 per liter, perbedaan nyaris 50%. Ini adalah kondisi yang sangat tidak adil karena di SPBU solar masih ada, yakni solar industri dijual oleh Pertamina tetapi kami harus membeli yang Pertadex," terangnya.

Hal itu lantas mendorong pelaku usaha angkutan barang ini untuk beralih kepada produsen minyak swasta yang merupakan kepemilikkan asing. Sugi mengakui harga yang ditawarkan oleh perusahaan asing lebih murah ketimbang harga dari Pertamina.

"Kami mengimbau kepada Menteri ESDM dan BPH Migas untuk mengatur solar bersubsidi agar terbuka bukan hanya kepada Pertamina tetapi juga perusahaan minyak milik swasta. Aptrindo sebagai konsumen BBM ini bisa mengambil pilihan atau menggunakan solar industri non subsidi baik yang disupplai oleh izin niaga umum maupun yangg dimiliki distributor swasta atau asing, dan bukan Pertadex tetai solar industri," tegas Sugi.

Saat ini harga premium tetap Rp7050 di wilayah Jawa-Bali dan Rp6950 di luar Jawa Bali, sedangkan solar bersubsidi tetap Rp5650 per liter. BBM jenis Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite mengalami penurunan harga sebesar Rp200 per liter.

Penurunan harga BBM tersebut mulai berlaku sejak hari ini, Selasa, 15 Maret 2016 pukul 00.00. Sementara untuk harga solar atau biosolar nonsubsidi mengalami penurunan Rp400 per liter untuk seluruh daerah.

Dengan penurunan harga BBM kali ini, maka harga Pertamax Plus turun dari Rp8.950 menjadi Rp8.750, Pertamina Dex turun dari Rp8.800 menjadi Rp8.600, dan harga BBM jenis Pertalite menjadi Rp7.500 per liter, turun dari harga Rp7.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper