Bisnis.com, JAKARTA-- Dalam pertemuan pertama Asian Water Council (AWC) atau The 1st General Assembly for Asia Warter Council yang akan berlangsung di Bali pada 24-26 Maret 2016, Indonesia akan membahas konsep pengelolaan air bertema Smart Water Management.
Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Agus Suprapto mengatakan dengan konsep tersebut, nantinya pengelolaan air di Jabodetabek akan terintegrasi satu sama lain.
“Smart water untuk pengelolaan air di jabodetabek nanti akan dibahas di sana. Masing-masing pengelola Sumber Daya Air nantinya akan terintegrasi seperti yang dimiliki Jepang dan Korea,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (21/03).
Idealnya, ujar diam, pengelolaan air sekaligus sanitasi di berbagai wilayah di Jabodetabek saat ini masih dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh pemda masing-masing. Untuk itu nantinya akan dicari plafon proyek percobaan yang tepat dalam forum tersebut.
“Tantangannya untuk memperbaiki pengelolaan air di wilayah urban. Jakarta masih menjadi fokus yang menarik untuk itu. Nanti akan dirumuskan satu model pengelolaan air yang lebih baik seperti apa. Plafon seperti apa yang patut kita tiru dari negara lain,” ujarnya.
Dia menambahkan saat ini permasalahan utama yang dihadapi dalam pengelolaan SDA di tanah air adalah tidak meratanya distribusi air bersih yang layak konsumsi. Dia menilai pengelolaan SDA terkesan eksklusif untuk orang-orang tertentu, sehingga air masih sulit diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Selain tidak merata, masalah air di Indonesia adalah terlalu banyak saat musim hujan, terlalu sedikit saat kemarau, dan kotor,” ujarnya.
Oleh karena itu, ujarnya, pembangunan infrastruktur penunjang seperti bendungan menjadi penting untuk dilakukan. Bendungan berfungsi untuk menampung air pada saat musim hujan, dan mengalirkannya saat musim kemarau. Adapun saat ini, pemerintah tengah membangun delapan bendungan baru, setelah memulai pembangunan 13 bendungan baru pada tahun lalu.