Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai negeri maritim dengan garis pantai salah satu terpanjang dunia yakni 99.093 kilometer dan luas lautan 80% dari total luas wilayah, industri pengalengan ikan dalam negeri harus rela didera kekurangan bahan baku.
Saleh Husin, Menteri Perindustrian, mengatakan pada tahun lalu industri pengalengan Indonesia berjumlah 41 perusahaan dan menyerap investasi hingga Rp1,91 triliun.
“Kapasitas produksi mencapai 630.000 ton per tahun, namun realisasi produksi saat ini hanya 315.000 ton atau tingkat utilisasinya hanya 50%,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (18/3/2016).
Jika dilihat dari sisi ekspor, lanjutnya, industri pengolahan ikan harus benar-benar digenjot. Pasalnya, saat ini ekspor ikan olahan baru mencapai 93.900 ton per tahun dengan nilai US$342,7 juta setara dengan Rp4,5 triliun.
Jika industri pengolahan ikan semakin dikembangkan, lanjutnya, serapan tenaga kerja akan semakin besar ketimbang tahun lalu yang hanya mencapai 46.500 orang.
Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, mengatakan pihaknya telah menyusun kebijakan pengembangan industri pangan berbasis perikanan yang terbagi dalam tiga tahap, tahap I periode 2015-2019 berupa aneka olahan ikan dan pengembangan pengolahan limbah industri.
Tahap II periode 2020-2024 berupa produksi minyak omega-3 dan hasil pangan berbasis limbah industri pengolahan ikan. Adapun tahun III pada 2025-2035 industri pengolahan ikan menjadi industri pangan fungsional dan suplemen.