Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahan Baku Industri Minuman Perlu Dukungan Pemerintah

Pelaku industri minuman menyatakan bahwa pemerintah perlu memerhatikan seluruh rantai pasok dalam ketersediaan bahan baku, agar industri nasional tetap berdaya saing dibanding negara lain dalam menghadapi MEA.
ilustrasi produk minuman/JIBI-Rachman
ilustrasi produk minuman/JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri minuman menyatakan bahwa pemerintah perlu memerhatikan seluruh rantai pasok dalam ketersediaan bahan baku, agar industri nasional tetap berdaya saing dibanding negara lain dalam menghadapi MEA.

Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) Triyono Prijosoesilo menjelaskan bahwa persaingan untuk sektor industri minuman hampir tidak mengalami kendala dalam hal pemasaran, baik di luar maupun di dalam negeri. Meski demikian, hal yang perlu diperhatikan ialah daya saing industri yang kebijakan di tiap-tiap negara.

“Contohnya dari sisi mekanisme untuk mendapatkan gula. Itu kan hanya dipasok perusahaan gula rafinasi yang bahan bakunya dari impor. Mereka itu izin berkisar 3-6 bulan. Kami harap ini bisa lebih cepat dan lancar,” ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.

Dia mengatakan bahwa dengan sistem perizinan yang memakan waktu lama tersebut, acapkali berakibat terhadap harga yang lebih tinggi atau pun kualitas yang agak rendah. Hal ini berdampak pada pasokan bahan baku industri minuman yang jadi kesulitan untuk melakukan pemesanan bahan baku.

“Gula ini kan komoditas yang dilelang internasional. Siapa cepat dia dapat. Kalau kita tidak siap dan mepet seperti ini, konsekuensinya ya dapat produk yang belum tentu ideal. Hal teknis semacam ini harus dijaga supaya industri kita bisa bersaing,” imbuhnya.

Sebagai perbandingan, dia menyampaikan bahwa produsen minuman ringan di Malaysia diberikan insentif untuk mendapatkan gula bagi industri makanan dan minuman (mamin) yang berorientasi ekspor.

“Jadi sekarang ini kami bersaing dengan produsen yang cost structure­-nya lebih efisien. Kalau insentif serupa bisa diberlakukan di kita, ya tentunya akan lebih baik,” katanya.

Dengan semakin terbukanya pasar, dia menilai pemerintah beserta pelaku usaha harus senantiasa melakukan perbandingan atas kebijakan dan strategi yang diterapkan oleh negara lain. Menurutnya,

“Kita harus lihat secara menyeluruh. Tidak lagi melihat Indonesia sebagai single market. Karena memang kita sudah terkoneksi. Kebijakan di negara lain bagaimana, itu ada pengaruhnya dengan kita,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Shahnaz Yusuf
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper