Bisnis.com, MAKASSAR - Penerapan sistem online penunjang layanan kapal dan barang atau Inaportnet diestimasi mampu ikut memangkas ongkos logistik hingga 15% untuk wilayah timur.
Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) Utama Makassar, Nyoman Gde Saputra, mengemukakan implementasi sistem layanan tersebut akan mempercepat pelayanan tanpa beritenteraksi secara fisik serta memangkas waiting time maupun dwelling time.
Menurutnya, salah satu permasalahan krusial yang menciptakan ongkos logistik di timur maupun nasional adalah pelayanan jasa kapal dan barang di pelabuhan yang masih menggunakan sistem manual.
"Momentumnya kita mulai dari Makassar, sistem ini akan mengintegrasikan seluruh instansi terkait dalam kerangka layanan kepelabuhanan," kata Nyoman di sela-sela Soft Launching Inaportnet di Pelabuhan Makassar, Kamis (17/3/2016).
Kendati demikian, efektivitas implementasi Inaportnet tersebut diakui masih membutuhkan waktu dalam ongkos logisitik secara optimal seiring dengan penerapan yang dilakukan secara bertahap di timur.
Sejauh ini, pihaknya telah menyiapkan seluruh infrastruktur penunjang yang dilakukan secara simultan dengan sosialisasi kepada seluruh pengguna jasa kepelabuhan terkait penerapan sistem tersebut.
Adapun dalam uji coba Inaportnet di Makassar dilakukan dengan perusahaan pelayaran PT Tempuran Emas, yang mana telah memenuhi seluruh persyaratan pengisian sistem online tersebut.
"Dari sisi infrastruktur fisik, Pelindo 4 sebagai operator Pelabuhan Makassar sudah siap. Kita terapkan secara bertahap," papar Nyoman.
Dia menguraikan, impelementasi Inaportnet di Pelabuhan Makassar dimulai dengan pelayanan kapal (ship services) untuk tahap awal kemudian dilanjutkan dengan pelayanan barang (cargo services) untuk tahapan selanjutnya.
Jika seluruh pelayanan tersebut telah berjalan optimal, lanjut Nyoman, ongkos logistik di wilayah timur di mana Makassar sebagi hub diproyeksikan mampu dipangkas hingga 15%.
Inaportnet secara umum menjamin transparansi pelayanan kapal dan barang di pelabuhan, menjamin rasa keadilan pelayanan (first come first served), mempercepat penyelesaian pelayanan kapal dan barang, meminimalisasi biaya yang diperlukan dalam penanganan pelayanan kapal dan barang.
Selain itu, validitas dan akurasi data yang terkait dengan kegiatan pelayanan kapal dan barang bakal lebih membaik serta meningkatkan daya saing nasional dan mendorong masuknya investasi.
Direktur Operasi dan Komersil Pelindo 4, Alif Abadi, mengatakan perseroan telah menyiapkan fasilitas dalam melayani jasa kepelabuhan yang mampu terinterasi dengan sistem online tersebut.
Menurutnya, khusus di Pelabuhan Makassar maupun Terminal Petikemas Pelabuhan, kegiatan operasional pelayanan kapal maupun bongkar muat telah dilakukan secara real time serta terintegrasi dengan sistem yang dikembangkan perseroan.
"Kita sudah sangat siap untuk ikut mengimplementasikan Inaportnet ini. Orientasinya kita ingin agar waktu tunggu kapal dan waktu bongkar muat bisa dilakukan lebih cepat lagi," paparnya.
Sejauh ini, kata Alif, dwelling time di Pelabuhan Makassar mencapai 4,9 hari secara rerata dan ditargetkan mampu ditekan hingga menjadi 3 hari dalam periode ke depannya, yang mana salah satunya melalui integrasi melalui sistem Inaportnet.