Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulan Lalu, Perdagangan Jatim Surplus

Perdagangan Provinsi Jawa Timur ke luar negeri mengalami surplus US$413,92 juta selama Februari 2016 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Bisnis.com, SURABAYA—Perdagangan Provinsi Jawa Timur ke luar negeri mengalami surplus US$413,92 juta selama Februari 2016 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur menyatakan ekspor pada bulan lalu US$1,86 miliar atau naik 41,75% terhadap perolehan Januari US$1,31 miliar. Adapun secara kumulatif sejak awal tahun sampai Februari terkumpul US$3,17 miliar.

Sementara untuk impor bulan kedua tahun ini tercatat US$1,45 miliar. Nilai ini bertambah 1,10% terhadap bulan sebelumnya yang mencapai US$1,43 miliar. Sementara total impor sejak bulan pertama sampai Februari sebesar US$2,88miliar.

Kepala BPS Jawa Timur Teguh Pramono menyatakan surplus neraca perdagangan Jawa Timur merupakan kabar baik. “Hal ini disebabkan kenaikan ekspor lebih tinggi daripada kenaikan impor,” katanya.

Ekspor nonmigas Februari paling banyak ke Swiss (US$405,85 juta), Jepang (US$223,03 juta), Singapura (US$198,93 juta). Pada Januari yang ekspor terbanyak tetap ke Negeri Sakura, kedua Amerika Serikat, dan terakhir China.

Sementara impor nonmigas paling dominan bersumber dari China (US$336,28 juta), kedua Thailand (US$106,56 juta), sedangkan yang ketiga Jepang (US$75,32 juta). Situasi agak bergeser pada bulan sebelumnya secara berurut, yakni China, Thailand dan Amerika Serikat.

 

“Untuk kenaikan impor [meski masih di bawah ekspor] karena kurs dolar yang menguat atau karena komoditasnya yang lebih banyak, saya tidak berani berspekulasi,” ucap Teguh.

 

Ekspor migas dari Jawa Timur selama bulan lalu mencapai US$66,61 juta atau tumbuh 102,89% terhadap Januari. Sementara untuk nonmigas tercatat US$1,79 miliar atau tumbuh 40,18%. Paling banyak impor nonmigas adalah perhiasan/permata dengan komoditas logam mulia.

Adapun untuk impor migas mengalami penurunan 3,81% menjadi US$147,57 juta. Yang terbesar tentu saja impor golongan nonmigas yang mengalami kenaikan 1,69% menjadi US$1,30 miliar. Dominasi impor nonmigas oleh gandum-ganduman bernilai US$155,63 juta dengan komoditas utama beras.

“Impor gandum-ganduman seperti beras kemungkinan banyak dari Thailand. Karena kalau kebutuhan di dalam negeri banyak dan cadangan atau produksinya tidak mencukupi, saya rasa keputusan rasional ya mengimpor,” kata Teguh.

Jawa Timur menjual berbagai komoditasnya kepada 13 negara utama baik di Asean, Eropa, dan lain-lain. Perdagangan dengan belasan negara ini menghasilkan US$1,14 miliar pada Februari saja, naik 12,83% terhadap bulan sebelumnya.

Sementara untuk impor juga ada 13 negara utama yang menjadi sumber pada bulan lalu. Pembelian barang dari luar negeri yang berasal dari belasan negara ini US$1,03 miliar, nilai ini turun 1,75% dibandingkan realisasi Januari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper