Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia memproyeksi surplus neraca modal dan finansial Indonesia akan meningkat menjadi US$22,6 miliar atau Rp293,8 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS) pada 2016 dan US$33,7 miliar pada 2017.
Berdasarkan Indonesia Economic Quarterly yang diluncurkan Selasa (15/3/2016), Bank Dunia mengungkap sepanjang 2015, neraca modal dan finansial anjlok ke level US$17,1 miliar dari US$45 miliar pada 2014. Penyebabnya, arus modal keluar atau hot money dari pasar modal negara berkembang (emerging markets).
Secara umum, Indonesia dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan 30 negara berkembang yang diamati oleh Institute of International Finance. Secara kumulatif, 30 negara berkembang kecuali Indonesia, mengalami capital outflow sebesar US$670 miliar apda 2015 atau rata-rata US$70 miliar.
Namun, pada tahun ini Bank Dunia memproyeksi peningkatan surplus neraca modal dan finansial Indonesia menjadi US$22,6 miliar pada 2016 dan US$33,7 miliar pada 2017.
Indikasi peningkatan surplus neraca modal, lanjut Bank Dunia, tercermin dari tingginya arus modal asing di pasar obligasi dan pasar saham Indonesia.
Kondisi tersebut juga mendorong menguatnya nilai tukar rupiah dalam tiga bulan terakhir dan penurunan yield obligasi negara. Sepanjang 30 November 2015 hingga 8 Maret 2016, rupiah telah menguat 3,8%.