Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan Indonesia untuk mengakomodasi potensi perlambatan laju pertumbuhan pendapatan pemerintah.
Indonesia Economic Quarterly edisi Maret 2016 memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% pada 2016, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,3%.
“Indonesia menikmati laju pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan eksportir komoditas lainnya. Namun, pertumbuhan di bawah 6% tidak bisa menciptakan cukup lapangan kerja bagi angkatan kerja yang mencapai 3 juta setiap tahun,” kata Rodrigo Chaves, Direktur World Bank untuk Indonesia seperti dikutip dari rilis Bank Dunia, Selasa (14/3/2016).
World Bank menggarisbawahi kebutuhan Indonesia memicu andil pertumbuhan ekonomi dari sektor swasta untuk mengimbangi penurunan pendapatan pemerintah.
Sumbangan pendapatan pemerintah pada produk domestik bruto hanya mencapai 13%, tertekan oleh penurunan porsi pendapatan migas dari 3,4% pada 2012 menjadi 1,2% pada 2015.
Bank Dunia menyarankan pemerintah Indonesia menerapkan reformasi di sektor perpajakan melalui perbaikan administrasi, sistem informasi dan manajamen data, dan perubahan kebijakan.