Bisnis.com, JAKARTA – PT Lookman Djaja merencanakan kerja sama pembayaran tol Cikopo-Palimanan menggunakan kupon dengan operator PT Lintas Marga Sedaya dimulai pada April 2016.
Direktur Utama PT Lookman Djaja, Kyatmaja Lookman mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Lintas Marga Sedaya (LMS) untuk melakukan kerjasama dalam hal pembayaran di Tol Cikopo-Palimanan setelah berkoordinasi dengan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
“Hari Rabu kemarin sudah dibahas dengan LMS dan BPJT, April ini sudah dimulai,” ujar Kyatmaja kepada Bisnis, Minggu (13/3/2016).
Kerja sama tersebut akan memakai mekanisme business to business dengan LMS. Pasalnya format pembayaran memakai kupon khusus truk angkutan barang milik PT Lookman Djaja. Rencana tersebut memang baru dibahas dengan pihak LMS, dan bertujuan mengantisipasi kemacetan yang terjadi di Tol Cipali mencapai 300% pada liburan akhir 2015.
“Jadi nanti kupon isinya sekitar 30% untuk Maret ini, perusahaan truk lain bisa mendaftar untuk potongan itu,” kata Kyatmaja.
Kyatmaja mengeluhkan meski perjalanan melalui Tol Cipali lebih singkat tapi kemaanan disana masih rawan. Ke depannya juga LMS bersedia memberikan hotline yang membantu operasional truk di Cipali.
Lookman Djaja berharap adanya kerja sama dengan jaringan komunikasi menggunakan GPS guna memantau pergerakkan truk. Kyatmaja mengaku mensupport semua tawaran kerjasama dengan LMS selama tidak mahal bagi pengusaha truk. Alhasil kesepakatan akhir memutuskan adanya kupon dan ke depannya juga masih ada rencana pemberian potongan tarif jalan tol bagi truk yang melintas.
“Nanti kalau ini sudah berjalan dengan baik bersama BPJT, lalu kerja sama sistem jaringan dengan Telkomsel baru kami akan mencoba kerja samanya lagi dengan Jasa Marga,” tambahnya.
Awalnya, kerja sama ini akan diberlakukan sekitar awal Februari 2016, dalam dua pekan mendatang pihak LMS masih akan melakukan kajian terkait sistem pembayaran yang akan diberlakukan. Pasalnya nominal retribusi Tol Cipali cukup besar.
Hal itu membuat pengusaha truk pun enggan menyarankan supir melalui tol tersebut. Padahal jarak yang melalui tol Cipali berselisih 60 kilometer dengan jalan biasa. Dengan demikian melalui jalur Tol Cipali seharusnya lebih menguntungkan ketimbang melalui jalan biasa.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita berpendapat, solusi memperbanyak GTO belum tentu bisa memecahkan masalah kemacetan di jalan tol. Menurut Zaldy, permasalahan kemacetan di jalan tol sulit diselesaikan.