Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Baja Global Diprediksi Akan Pulih Lima Tahun ke Depan

Industri baja global diprediksi akan pulih dari krisis globat dalam waktu lima tahun ke depan, kata Eiji Hayashida, produsen baja terbesar kedua asal Jepang pada Senin (14/3/2016).
Industri baja/Bisnis.com
Industri baja/Bisnis.com

Bisnis.com, TOKYO - Industri baja global diprediksi akan pulih dari krisis globat dalam waktu lima tahun ke depan, kata Eiji Hayashida, produsen baja terbesar kedua asal Jepang pada Senin (14/3/2016).

Kepala Eksekutif JFE Holdings Eiji Hayashida mengatakan kondisi pasar diprediksi akan meningkat setelah China menutup beberapa pabrik baja akibat kelebihan kapasitas.

Namun, ia mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan aksi China ini bisa memperbaiki kondisi baja global. Pabrik baja China telah dituduh mempersulit pemenuhan permintaan pasar dengan melakukan dumping kelebihan baja ke pasar internasional.

"Saya rasa yang kita lihat saat ini adalah puncaknya dan tidak akan bertambah parah. Namun, permasalahan di China tidak akan pulih hanya dalam satu hingga dua tahun. Paling tidak tiga sampai lima tahun," katanya seperti dikutip dari Financial Times.

Kelebihan pasokan baja tahun lalu telah menjatuhkan harga baja. Merugikan produsen besar seperti ArcelorMittal, US Steel dan Posco Korea Selatan.

Oleh karena itu, Jepang menyiasatinya dengan fokus memproduksi baja dengan kualitas yang lebih tinggi tapi dengan volume yang kecil, seperti yang dilakukan JFE Holdings.

Saat ini produsen tengah menghadapi tekanan, seperti yang terjadi pada Kobelco yang terancam merugi 20 miliar yen (US$176 juta) dan JFE Holdings sebesar 25 miliar yen.

"Yang kami hadapi saat ini bisa dibilang mendekati krisis terburuk bagi industri baja dibanding situasi pada krisis ekonomi Asia pada 1990-an," ujarnya.

Hayashida mengatakan bahwa pihaknya akan mencari investasi dan kerja sama teknologi dengan pemain global. Meski sedang mengalami krisis, JFE Holdings tengah mencatatkan pertumbuhan di bagian Asia lainnya dan memunculkan pasar untuk mengendalikan permintaan baja yang dibutuhkan otomotif dan infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Financial Times. SEAISI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper