Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia menargetkan jumlah transaksi pada Indonesia Internasional Furniture Expo (IFEX) 2016 mencapai US$1,35 miliar.
Jumlah tersebut terbagi dalam dua status, yakni transaksi on the spot senilai US$350 juta dan transaksi follow up senilai US$1 miliar. Optimisme ini berkaca dari nilai transaksi tahun lalu yang mencapai US$270 on the spot dan US$700 juta follow up.
Rudi Halim, Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), mengatakan industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri penghasil devisa negara. Pada tahun lalu nilai ekspor mebel mencapai US$1,9 miliar.
“Ekspor pada tahun lalu meningkat 1,3% dibandingkan 2014. Peluang meningkatkan pasar ekspor mebel dan kerajinan di dunia masih sangat besar, mengingat pasar mebel global saat ini mencapai US$141 miliar,” tuturnya, Jumat (11/3/2016).
Menurutnya, ekspor produk mebel Indonesia sudah tertinggal jauh dari Vietnam yang telah mencapai US$6,8 miliar. Ekspor Vietnam meningkat drastis setiap tahun seiring banyaknya investasi asal Taiwan dan China yang masuk ke negara tersebut.
Saat ini, lanjutnya, industri mebel dan kerajinan asal China diprediksi akan membanjiri Indonesia seiring dengan tingginya upah pekerja yang menggerus daya saing produk China. Oleh karena itu, pemerintah harus segera memfasilitasi investasi mebel asal China.