Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asmindo: Jangan Hanya Jadi Produsen Customize Saja

Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo)mendorong industri dan desainer furnitur bekerja sama agar menjadi produsen yang tidak sekedar menggarap produk customize.
Perajin membuat sandal dan sepatu batik yang akan diekspor, di Polehan, Malang, Jawa Timur, Senin (11/1)./Antara-Ari Bowo Sucipto
Perajin membuat sandal dan sepatu batik yang akan diekspor, di Polehan, Malang, Jawa Timur, Senin (11/1)./Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com JAKARTA - Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo)mendorong industri dan desainer furnitur bekerja sama agar menjadi produsen yang tidak sekedar menggarap produk customize.

Hari Basuki, Bidang Pengkajian dan Hubungan Antar Lembaga Asmindo mengatakan, bahwa sudah saatnya industri beralih menjadi Original Design Manufacturer (ODM) dan tidak lagi memproduksi produk sesuai pesanan atau customize atau disebut sebagai Original Equipment Manufacturer (OEM).

" Kalau masih memproduksi barang customize, nilainya kecil volumenya besar untungnya tipis. Mungkin tahun kedua lancar tahun ketiga kena klaim, sudah tamat semua untung yang dua tahun itu, ujarnya pada Kamis (10/3/2016).

Industri furnitur saat ini 90% masih memproduksi produk sesuai pesanan atau customize, maka dengan penerapan ODM tersebut, produsen secara otomotis terlibat dalam rancang bangun desain. Dalam memproduksi satu seri produk, produsen bisa memberikan opsi yang luas dalam pemilihan material, komponen, atau finishing, sehingga bisa terjadi proses tawar menawar yang menghasilkan nilai tambah.

Hal ini juga bermanfaat dalam bersaing dengan produk furnitur impor yang volumenya mencapai 70% di Indonesia. Dia yakin jika ODM sudah diimplementasikan oleh industri, maka nilai tambah yang dihasilkan bisa mencapai 30%.

Hingga saat ini baru 3%-5% dari 3.000 anggota Asmindo yang mampu menerapkan ODM. Targetnya, angka ini akan naik menjadi 10% dalam 5 tahun ke depan.

Namun, kendalanya adalah belum ada lembaga pembiayaaan yang tertarik untuk memberikan pinjaman untuk melakukan research and development. Menurutnya, hubungan antara desainer dengan industriawan selama ini kurang saling mendukung karena masing-masing mempertahankan idealismenya masing-masing.

Karena tidak ada lembaga pembiayaan yang mau terlibat, industriawan tidak mampu mengapresiasi [desainer]. Industriawan jadi penjahit, desainernya menghasilkan produk customize yang tidak laku di pasaran, katanya.

Dengan adanya peralihan itu, otomatis akan mendukung program mebel nasional (promebnas). Promebnas akan diawali dengan Program Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di tiga kabupaten, yaitu Klaten, Pasuruan, dan Jepara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper