Bisnis.com, JAKARTA — Dunia usaha menilai keberadaan 11 Pusat Logistik Berikat untuk berbagai jenis barang kebutuhan industri Tanah Air akan memperlancar aktivitas produksi serta menurunkan harga bahan baku.
Ernovian G. Ismy, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), mengatakan keberadaan PLB untuk industri tekstil, utamanya yang berdekatan dengan sentra produksi dapat memangkas ongkos logisitk hingga 30%.
“Kami sudah hitung keberadaan PLB di Cikarang menghemat biaya logisitk 34%. Dengan demikian, 60% dari total ongkos produksi yang selama ini berasal dari bahan baku, yakni kapas dapat berkurang signifikan,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (10/3/2016).
Kendati saat ini pendirian PLB sangat terbuka oleh pemerintah, pengusaha berharap pemerintah lebih selektif dalam pemberian izin operator PLB untuk komoditas dan jenis barang yang sama, namun berada pada lokasi yang berdekatan.
Pasalnya, keberadaan PLB yang lebih jauh dari sentra produksi tidak akan termanfaatkan. Idealnya, untuk setiap satu wilayah sentra produksi memiliki satu unit PLB. Seperti di Jawa Tengah, keberadaan PLB sangat dibutuhkan industri tekstil.
Pendirian PLB, lanjutnya, akan memindahkan perputaran uang sekitar US$420 juta per tahun dari Malaysia ke Indonesia hanya dari komoditas kapas. Selama ini, untuk mendapatkan bahan baku dari Amerika Serikat dan China, kapas dititipkan di Malaysia.
Dari total impor kapas nasional senilai US$1,4 miliar per tahun, 60% di antaranya didatangkan oleh industri tekstil dalam negeri secara langsung melalui pelabuhan Tanjung Priok. Adapun 40% lainnya diambil dari gudang khusus kapas di Malaysia.