Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menawarkan sejumlah proyek transportasi publik di kota-kota sekunder kepada Italia mengingat layanan transportasi di kota besar di Indonesia saat ini buruk.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli, seusai menerima Duta Besar Italia untuk Indonesia, Vittorio Sandalli, di kantornya, Jakarta, Kamis, membuka peluang proyek transportasi publik kepada Italia.
"Tadi kami berbincang tentang banyak hal seputar kerja sama ekonomi antara Indonesia-Italia. Di antaranya saya sampaikan keinginan presiden, agar kita mulai fokus pada pembangunan transportasi publik untuk kota-kota sekunder. Bentuknya bisa macam-macam, seperti monorail, trem, atau yang lainnya," kata Ramli, dalam siaran pers yang diterima, di Jakarta, Kamis (3/3/2016).
Menurut dia, fokus pembangunan transportasi publik itu berkaca dari pengalaman kota-kota besar yang memiliki transportasi publik yang belum memadai.
"Jakarta, Medan, dan Surabaya adalah contoh kota-kota yang ruwet. Dengan jumlah penduduk yang terlanjur besar, penataannya menjadi sulit dan mahal," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya baru akan merumuskan kriteria kota-kota sekunder tersebut, misalnya dengan indikator jumlah penduduk.
Dia berpendapat kota dengan jumlah penduduk kurang dari 2 juta orang, misalnyam bisa dikategorikan sebagai kota sekunder. "Saya sudah minta deputi 3 bidang infrastruktur, yakni Pak Ridwan dan timnya, untuk merumuskan kriteria kota sekunder. Saya kira ini akan menjadi pekerjaan besar yang menarik perhatian banyak investor dari luar negeri, termasuk dari Eropa," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ramli juga berharap Italia memberi bantuan teknis penanaman dan budi daya zaitun. Pasalnya, negara pizza itu selama ini dikenal sebagai salah satu penghasil utama dan terbaik minyak zaitun.
"Indonesia perlu belajar dari Italia. Kami berharap Italia bisa membantu penanaman minyak zaitun di NTT. Pohon zaitun banyak manfaatnya. Selain minyak dan buah zaitun, kayunya juga bisa digunakan untuk membangun rumah. Dengan begitu, petani di sana akan mendapat banyak keuntungan dari minyak zaitun yang ditanam," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Sandalli menyatakan kesiapannya membantu Indonesia dalam pembangunan transportasi publik. Dia juga akan segera menyampaikan peluang tersebut pada para pengusaha di negara asalnya.
"Kami juga siap membantu Indonesia menanam dan mengembangkan zaitun di NTT. Apalagi tadi Pak Menko menyatakan akan membantu perusahaan Italia yang bermaksud menanamkan investasinya di sana, khususnya dalam hal pembebasan lahan untuk kebun dan pabrik minyak zaitun," ujar Sandalli.