Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendanaan PLTU Batang Senilai Rp40 Triliun Tahap Finalisasi

Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah akan memasuki tahap penuntasan pendanaan (financial closing) pada 6 April 2016.
Ribuan warga sebelumnya berdemonstrasi menolak pembangunan proyek PLTU Batang, Jawa Tengah, di kantor Gubernur Jateng. Namun, pada Jumat (28/8/2015), Jokowi akhirnya meresmikan pembangunan megaproyek tersebut setelah urusan pembebasan lahan diklaim tuntas./Ilustrasi
Ribuan warga sebelumnya berdemonstrasi menolak pembangunan proyek PLTU Batang, Jawa Tengah, di kantor Gubernur Jateng. Namun, pada Jumat (28/8/2015), Jokowi akhirnya meresmikan pembangunan megaproyek tersebut setelah urusan pembebasan lahan diklaim tuntas./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang di Jawa Tengah akan memasuki tahap penuntasan pendanaan (financial closing) pada 6 April 2016.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan bahwa pengadaan lahan seluas 226 hektar sudah selesai secara keseluruhan. Mengingat, Mahkamah Agung menolak kasasi warga yang tidak menyetujui pembebasan lahan dengan mekanisme konsinyasi (menitip uang ke pengadilan). Mekanisme penitipan uang tersebut sesuai dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2012.

"Jadi sebenarnya konstruksi sudah mulai jalan meskipun dalam program masih persiapan lahan," katanya di Jakarta, Kamis (3/3/2016).

Direktur Pengadaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Supangkat Iwan Santoso mengatakan pemberi pinjaman baru menuntaskan pembayaran setelah memastikan keseluruhan lahan dimiliki pengembang.

"Secara total seluruh lahan sudah bebas. Dan memang lender ingin memastikan bahwa lahan tersebut nantinya sudah dikuasai oleh pengembang. Jadi ini yang sedang dalam proses dalam satu bulan ini bisa selesai," katanya.

Adapun, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku IPP yang membangun PLTU dengan kapasitas 2x1.000 MW tersebut mengklaim progress persiapan pembangunan fisik sudah mencapai 90%.

PLTU ini merupakan proyek yang dibangun dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS/PPP) antara PLN dengan PT Bhimasena Power Indonesia.

Pendanaan proyek ini berasal dari Japan Bank for International Services (JBIC) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation dan menelan biaya investasi senilai Rp40 triliun. Adapun untuk harga listrik yang akan dijual ke PLN disepakati US$5,4 sen/kilowatthour(kWh).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper