Bisnis.com, JAKARTA - Badan Urusan Logistik (Bulog) diminta untuk bisa menyerap beras hingga mencapai angka sekitar empat juta ton pada tahun 2016 ini, dimulai sejak masa panen raya yang diperkirakan Maret hingga Mei.
"Untuk tahun 2016, kita ditargetkan sesuai RKAP untuk bisa menyerap hingga sekitar empat juta ton beras mulai bulan Maret, April dan Mei 2016," kata Direktur Pengadaan Bulog Wahyu di Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (3/3/2016).
Pada waktu panen raya yang diperkirakan akan jatuh hingga tiga bulan tersebut, dinilai sebagai waktu di mana harga beras lebih murah dari biasanya atau setara dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Karenanya, lanjut Wahyu, pada tahun ini Bulog ditargetkan melakukan pengadaan beras hingga 4 juta ton yang diantaranya 3,2 juta ton untuk pelayanan publik (Public Service Obligation/PSO) dan 800.000 ton beras komersil.
"Selain itu kita juga diminta melakukan pengadaan gabah kering panen (GKP) minimal sebesar 1,25 juta ton," tuturnya.
Terkait dengan waktu yang bersamaan dengan musim hujan saat ini, Antara melaporkan, Bulog memiliki strategi agar bisa melakukan pengadaan gabah dengan volume besar melalui kerjasama dengan beberapa pihak antara lain dengan sejumlah BUMN yang memiliki mesin pengering berkapasitas 1.500 ton per hari.
Lalu ada pihak swasta yang memiliki fasilitas pengeringan berkapasitas 750 ton per hari serta BUMD di Indramayu san Sulawesi Selatan yang memiliki fasilitas serupa dengan kapasitas 500 ton per hari.
"Total adanya 2.750 ton kapasitas pengering yang kami miliki per hari saat ini," ucapnya.
Wahyu mengatakan, Bulog masih terus menjajaki kerjasama dengan pihak lain, baik BUMN, BUMD dan Swasta untuk memperbanyak mesin pengering yang dapat digunakan Bulog.
"Sebab idealnya, Bulog harus memiliki mesin pengering dengan kapasitas pengeringan 5.000 ton per hari," katanya.