Bisnis.com, JAKARTA - Pelabuhan Tanjung Sauh, Batam, menjadi incaran investasi Lippo Group.
Direktur Transportasi Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Prihartono mengatakan pihak Lippo Group tengah melihat peluang terbaik untuk investasi di Tanjung Sauh, Batam.
“Kalau Lippo Group maunya Tanjung Sauh, sementara baru sendirian,” ujarnya dalam pesan singkat kepada Bisnis, Senin (29/2/2016).
Sementara itu, menurut Purnomo Andiantono, Direktur Humas dan Promosi Badan Pengusahaan (BP) Batam, Pelabuhan Tanjung Sauh memang banyak diminati investor.
Namun, BP Batam tidak akan melakukan lelang pembangunan Pelabuhan Tanjung Sauh sampai Pelabuhan Batu Ampar selesai lelang pengelolaan dan pengembangannya..
“Batu Ampar sampai selesai ultimate-nya baru kita kembangkan Tanjung Sauh,” ungkapnya, Senin.
Kendati masih lama, dia mengatakan studi kelayakan dan kajian dari Pelabuhan Tanjung Sauh masih terus berjalan dan proposal investor yang berminat masih ditampung oleh BP Batam.
“Yang berminat kami kumpulkan sehingga jika dimulai kita sudah ada daftarnya,” paparnya.
Selain itu, BP Batam sebelumnya mengungkapkan pembangunan pelabuhan transhipment atau alih kapal di Tanjung Sauh ini masih terkendala lahan yang belum berstatus kawasan perdagangan bebas.
Jika tanahnya tidak berstatus kawasan bebas, maka kemungkinan pelabuhan ini akan sulit bersaing dengan PSA Singapore atau pelabuhan Singapura yang letaknya berseberangan dengan pulau ini.
Sekitar 2012, PT Pelabuhan Indonesia II diketahui berencana mengandeng China Merchants Holding untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Sauh di Batam, dengan investasi sebesar Rp20 triliun.
Investasi sebesar itu diperkirakan mampu membangun pelabuhan berkapasitas 4 juta TEUs.
Rencana tersebut sudah dituangkan ke dalam nota kesepahaman dengan China Merchants Holding pada Juli 2012.
Pelindo II dan partner China-nya ini akan membangun transhipment bijih besi dengan kapasitas 100 juta ton di sana.
Saat itu, Pelindo II menargetkan peletakan batu pertama bisa dimulai pada 2013.
Sayangnya, hingga saat ini MoU tersebut tidak ada kelanjutannya.
Sekretaris Perusahaan PT Pelindo II Banu Astrini mengatakan perusahaan melihat banyak peluang bisnis dan proyek, namun ternyata beberapa tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.
“Belum ada kelanjutannya, tetapi sudah ada langkah-langkah seperti pertemuan dengan partner yang berminat dan kajian kecil-kecilan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi, James T. Riady tidak dapat dihubungi.
Beberapa eksekutif Lippo Group yang dihubungi Bisnis mengaku belum mengetahui pasti rencana investasi perusahaan di bidang kepelabuhanan tersebut.