Bisnis.com, JAKARTA – Harga beras di sejumlah pasar di Jakarta berangsur stabil menjelang musim panen puncak yang akan berlangsung dalam 3-4 bulan ke depan. Saat ini, harga beras jenis IR64 yang pada umumnya diakses oleh masyarakat sudah bergerak ke level di bawah Rp10.000.
Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Nellys Soekidi mengatakan di Pasar Induk Beras Cipinang, harga beras kualitas IR selama Januari-dan Februari ini lebih stabil dari periode yang sama tahun sebelumnya.
“Boleh dikatakan ini karena menjelang musim panen. Sekarang sudah ada panen di beberap adaerha tapi kan belum banyak. Tahun ini koordinasi terkait kebijakan pasokan beras lebih baik dari tahun lalu,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (15/2/2016).
Dari data yang dihimpun oleh PT Food Station Tjipinang Jaya, harga beras rata-rata di pasar untuk jenis IR64 kualitas 3 yaitu Rp8.000-Rp8.300 per kilogram. Kualitas 2 yaitu Rp8.900-Rp9.000 dan kualitas utama yaitu Rp9.200-Rp9.300.
Menurut Nellys, saat panen raya, harga beras pada umumnya hanya sedikit di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu Rp7.600-Rp7.7000 per kilogram. Adapun, HPP beras berdasarkan Inpres No 5 tahun 2015 yaitu Rp7.300 per kilogram.
Sementara itu, Kementerian Pertanian mencatat harga beras pada Desember 2014 hingga Januari 2016 mengalami kenaikan, tetapi berangsur turun pada pekan kedua Februari. Harga beras pada pekan pertama Ferbuari rata-rata yaitu Rp13.344 per kilogram, dan pada pekan kedua berkisar Rp10.000 per kilogram.
Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEB UI), Rizal E Halim menilai bahwa melimpahnya stok beras pada Februari 2016 memang terdorong terutama oleh panen yang mulai di beberapa daerah.
Selain itu, Rizal mengatakan, pedagang beras banyak menyimpan berasnya di gudang dalam jangka waktu yang berbulan-bulan. Namun, mengetahui akan mulainya panen pada Februari dan menghindari terjadi kerugian yang cukup besar, pedagang mulai melepas berasnya tersebut ke pasar.
“Ini perilaku yang tidak benar. Sebab tiba-tiba harga naik dan tiba-tiba drop. Itu kan patut diduga akibat prilaku nakal dari pengusaha atau pembisnis. Pemerintah perlu menindak tegas pengusaha yang nakal,” ujar Rizal.
Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pertanian, Suwandi menyampaikan pada Februari ini, Kementan memprediksi luas panen mencapai 969.000 hektare, naik dari realisasi tahun lalu yaitu 863.000 hektare.
Dia mengakui luas panen pada Januari lalu turun cukup signifikan yaitu 460.000 hektare, jauh dari tahun sebelumnya yaitu 1,8 juta hektare. “Karena yang dipanen pada Januari itu ditanamnya pada Oktober, sehingga masih terdampak kekeringan atau el nino,” katanya saat dihubungi Bisnis, Minggu (14/2/2016).
Kendati demikian, Suwandi mengatakan pada Maret mendatang, panen raya akan mendongkrak luas panen padi. Kementan memprediksi 2,4 juta hektare lahan sawah akan panen, naik dari bulan yang sama pada tahun sebelumnya yaitu 1,1 juta hektare.