Bisnis.com, JAKARTA - Belanja iklan koran diprediksi tumbuh positif tahun ini mengingat ada indikasi pergerakan yang membaik pada kuartal IV/2015 dibandingkan kuartal sebelumnya.
Dalam riset yang dilakukan Nielsen Indonesia, pada kuartal IV/2015 belanja iklan koran mencapai Rp8,1 triliun atau tumbuh 1% secara year on year.
Dibandingkan pada awal tahun lalu sampai kuartal III/2015 secara yoy menunjukkan pertumbuhan yang negatif, yakni -11%, -4%, dan -3% secara berurutan.
Secara full year, total belanja iklan koran menyentuh angka Rp30,8 triliun atau turun 4% dari tahun sebelumnya Rp32,2 triliun.
Porsi belanja iklan koran masih kalah dengan iklan televisi sebesar Rp84,7 triliun yang tumbuh 12%.
Sementara, iklan majalah dan tabloid menunjukkan penurunan sebesar 13,44% atau senilai Rp1,92 triliun.
"Belanja iklan koran mulai menunjukkan tren pertumbuhan negatif terhitung sejak kuartal III/2014 hingga kuartal III/2015.
Tren belanja iklan koran diprediksi akan tumbuh positif mulai tahun ini sebab adanya optimisme pertumbuhan ekonomi yang lebih baik oleh pemerintah," ujar Direktur Eksekutif Media Nielsen Indonesia Hellen Katherina saat memaparkan hasil risetnya di Jakarta, Rabu (10/2/2016).
Berdasarkan data Nielsen, faktor utama yang mendongkrak pertumbuhan belanja iklan koran pada kuartal IV/2015 dipacu oleh belanja iklan dari pemerintah dan organisasi politik saat momentum Pilkada.
Porsinya mencapai Rp5,8 triliun atau tumbuh 89%.
Sementara, iklan dari korporasi dan layanan sosial turun 18% menjadi Rp2,3 triliun dan iklan dari real estate dan properti tumbuh 3% menjadi Rp1,8 triliun.
Belanja iklan koran dari industri otomotif turun drastis sebesar 35% atau menjadi Rp1,7 triliun.
"Penurunan belanja iklan dari otomotif sejalan dengan menurunnya bisnis penjualan secara nasional, sehingga banyak perusahaan otomotif yang memangkas anggaran belanja mereka," ujarnya.
Menariknya, lanjut Hellen, porsi belanja iklan koran dari pemerintah untuk koran rupanya lebih besar dari anggaran iklan untuk TV, yaitu mencapai 73%.
Faktor penopangnya bersumber dari meningkatnya porsi belanja iklan dari Pemerintah Daerah (Pemda) yang mencapai 68% dari total keseluruhan belanja pemerintah, setara dengan Rp3,1 triliun atau tumbuh 29%.
Sementara, porsi belanja organisasi politik hanya 10%, institusi nasional 12%, kementerian 5,66%, dan lainnya 15,09%.
Jenis iklan yang banyak dipilih oleh Pemda adalah jenis advertorial dengan porsi mencapai 58%, dibandingkan dengan jenis iklan lainnya.
Dari total iklan belanja Pemda di koran, Nielsen mencatat, Pemda Riau menjadi kontributor utama belanja iklan yang telah menggelontorkan dana sebanyak Rp569 miliar atau tumbuh 22%.
Kemudian, Pemda Kalimantan Timur sebesar Rp534 miliar atau tumbuh 72% dan Pemda Kepulauan Riau sebesar Rp341 miliar atau tumbuh 15%.
"Dari top ten pengiklan untuk koran, tujuh di antaranya adalah Pemda dan sisanya Honda yang berada di posisi no. 4, calon pemerintah daerah di posisi no. 7, dan Matahari Dept Store di posisi no.8," paparnya.
Hellen mengatakan, ada segmentasi berbeda yang menyebabkan adanya kecenderungan pemerintah lebih banyak menganggarkan belanjanya ke koran.
Salah satunya disebabkan informasi detil yang perlu disampaikan untuk menggugah minat pembaca.
"Dibandingkan beriklan di TV, pesan biasanya kurang tersampaikan secara sempurna karena durasinya hanya sekitar 15 detik sampai 30 detik saja. Industri consumer goods biasanya cenderung memilih beriklan di TV karena secara visual lebih engage konsumen."
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Harris Thajeb memprediksi pemerintah akan semakin gencar dalam beriklan di koran. Pasalnya, ada beberapa program besar pemerintah untuk menaikkan minat investasi.
Salah satunya, program kepariwisataan yang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata, masing-masing Pemda memiliki agenda untuk menarik investor dalam pengembangan daerah wisata.
"Pemerintah lewat kementeriannya pastinya memiliki program tertentu untuk keberhasilan dari segi ekonomi, lewat tulisan advertorial yang menggugah minat calon investor di koran," kata dia saat dihubungi Bisnis, Rabu (10/2/2016).
Dari data Nielsen, kementerian pariwisata tercatat paling gencar dalam beriklan di koran, pertumbuhannya mencapai 2.627% atau senilai Rp5,4 triliun.
Dari segi nominal, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal tercatat tumbuh 1.135% menjadi Rp10,2 triliun.
Sementara itu, Kementerian Agraria dan Tata Ruang tumbuh 568% menjadi Rp1,2 triliun dan kementerian ketenagakerjaan tumbuh 502% menjadi Rp10,2 triliun.