Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres Jusuf Kalla: Pemerintah Akan Fokus Stabilkan Pendukung Investasi Manufaktur

Pemerintah berjanji memperbaiki sistem pendukung investasi demi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi 2016, seiring pencapaian 2015 yang hanya 4,79% atau lebih rendah dibanding pertumbuhan lima tahun terakhir.n
Ilustrasi: Pembangunan  kawasan industri.
Ilustrasi: Pembangunan kawasan industri.

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berjanji memperbaiki sistem pendukung investasi demi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi 2016, seiring pencapaian 2015 yang hanya 4,79% atau lebih rendah dibanding pertumbuhan lima tahun terakhir.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah akan berfokus menstabilkan perangkat ekonomi yang mendukung kebutuhan investasi di bidang manufaktur.

Upaya itu meliputi perbaikan sistem perbankan, pembangunan infrastruktur dasar, dan memperbaiki birokrasi perizinan. Alhasil, pemerintah lebih siap menjalankan pasar terbuka sebagai solusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"[Strategi memperbaiki pertumbuhan ekonomi 2016] kita dukung investasi bidang manufaktur supaya tumbuhnya lebih baik, pasar terbuka,"ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jumat(5/2/2016).

Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan produktifitas, terutama di sektor pertanian untuk menstabilkan kebutuhan pangan masyarakat demi menjaga inflasi.

Seluruh upaya itu tercantum dalam paket-paket kebijakan ekonomi yang dinilai menjadi strategi pokok mengakselerasi pertumbuhan ekonomi mendatang.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 4,79% pada 2015, setelah produk domestik bruto berhasil melebihi 5% pada kuartal terakhir tahun lalu.

Badan Pusat Statistik melaporkan ekonomi Indonesia berekspansi 5,04% pada kuartal IV/2015, tumbuh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan 5,01% pada kuartal IV/2014.

Capaian kuartal terakhir menjadikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,79% pada 2015, melambat dibandingkan pertumbuhan 2014 yang sebesar 5,02%. Ini merupakan tingkat laju kenaikan PDB paling rendah sejak ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,7% pada 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lavinda
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper