Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Sawit Lapor ke Jokowi Ekspor CPO 2015 Samai Migas

Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) meyakini ekspor minyak sawit mentah (CPO) akan melampaui migas dalam beberapa tahun ke depan.nn
Buah kelapa sawit/Antara
Buah kelapa sawit/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) meyakini ekspor minyak sawit mentah (CPO) akan melampaui migas dalam beberapa tahun ke depan.

Ketua Umum Gapki Joko Supriyono membeberkan tahun lalu produksi CPO Indonesia mencapai 32,5 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 26 juta ton CPO diekspor dengan nilai yang ditaksir mencapai US$18,5 miliar.

“Nilai ekspor untuk tahun lalu sudah menyamai migas, yang selama bertahun-tahun menjadi komoditas andalan kita. Beberapa tahun lagi saya yakin bisa melampaui,” katanya dalam acara diskusi Festival Iklim 2016 di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Joko mengatakan capaian tersebut dia sampaikan dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Selasa (2/2/2016). Kemarin, Jokowi juga menerima pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI).

Menurunnya kontribusi ekspor migas tidak terlepas dari anjloknya harga emas hitam sepanjang 2015. Pada saat yang sama, harga CPO juga drop sehingga ekspor yang biasanya US$21 miliar merosot ke angka US$18,5 miliar.

Joko mengklaim ekspor CPO turut menyelamatkan neraca perdagangan Indonesia yang mengalami defisit. Namun, kata dia lagi, industri tersebut masih menghadapi sejumlah kendala seperti fluktuasi harga hingga kampanye negatif di pasar negara-negara maju.

“Padahal pohon kelapa sawit itu juga menjadi penyerap emisi karbon,” ujarnya.

Selain penyerap karbon, Joko mengatakan industri sawit juga dapat berkontribusi dalam pengendalian perubahan iklim dengan implementasi biodiesel. Berdasarkan riset, satu liter biodiesel mengemisi karbon ekuivalen sebanyak 1,54 kilogram (kg), sedangkan solar 2,6 kg.

“Bisa dihitung sendiri kalau tahun lalu biodiesel itu ada 1 juta ton berapa sumbangannya untuk mengurangi emisi,” tuturnya.

Kendati demikian, Direktur Eksekutif WALHI Abednego Tarigan menilai Indonesia perlu mengurangi ketergantungan dari kelapa sawit bila berimplikasi pada ekspansi hutan secara besar-besaran. Apalagi, dia mengungkapkan, berkah kelapa sawit justru tidak dinikmati sepenuhnya oleh orang Indonesia.

“Industri sawit kita dikuasai 27 perusahaan sawit yang basisnya sebagian besar di luar negeri,” ucapnya di lokasi yang sama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper