Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paceklik dan Tata Niaga Diklaim Pemicu Harga Pangan Tinggi

Sidqy Lego Pangesthi Suyitno, Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas, mengatakan kelompok bahan pangan sebagai penyumbang terbesar inflasi selama Januari 2016 disebabkan musim paceklik yang dialami sejumlah petani di daerah.
Bahan pangan/Ilustrasi-Bisnis.com
Bahan pangan/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Sidqy Lego Pangesthi Suyitno Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian Perencanaan Pembangunan/Bappenas mengatakan kelompok bahan pangan sebagai penyumbang terbesar inflasi selama Januari 2016 disebabkan musim paceklik yang dialami sejumlah petani di daerah.

Selain itu, tata niaga yang terdiri dari rantai pasok yang panjang menyebabkan banyak oknum yang memainkan harga. Dia menyebutkan nilai tambah yang diterima produsen dari harga barang yang dijual hanya berkisar 5%-10%, adapun sisanya dinikmati oleh distributor.

"Jadi tidak ada insentif untuk produsen padahal orang produksi yang paling berisiko, distributor enggak ada risiko," ujarnya, di Gedung Bappenas, Selasa (2/2/2016).

Dia mencontohkan pada sentra cabai di Lembang dan Garut, Jawa Barat, harga cabai di tingkat produsen atau petani berkisar Rp2.500-Rp4.000 kg dan bisa mencapai lebih dari Rp10.000 di konsumen.

Bahkan, jika komoditas cabai mengalami penurunan harga yang drastis bisa dihargai Rp500/kg di tingkat produsen.

"Distributor beli di petani atau produsen bisa naik pun tapi sedikit, tapi ketika harga turun, langsung turun drastis di tingkat produsen," katanya.

Dia meyakini fungsi koperasi dapat menurunkan harga bahan pangan. Namun, dia berharap koperasi harus bebas dari politisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Veronika Yasinta

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper