Bisnis.com, BALIKPAPAN - Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar -0,21 selama Januari, menduduki peringkat deflasi tertinggi di kota-kota di Kalimantan, disusul oleh Kota Tanjung dengan tingkat deflasi mencapai -0,19.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan, deflasi di Balikpapan disebabkan oleh menurunnya indeks harga konsumen pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar -0,91 dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,35.
“Menurunnya IHK bahan makanan disumbang oleh menurunnya harga daging ayam ras. Bila dibandingkan dengan harga pada Desember, penurunan harga daging ayam masih lebih rendah. Jadi cukup berpengaruh pada deflasi,” ujar Kepala BPS Balikpapan Nur Wahid, Senin (1/2/2016).
Sebelumnya, harga daging ayam ras pada Desember sempat menyentuh pada Rp50.000 per ekor.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Balikpapan bahkan turun tangan ikut meninjau perdagangan daging ayam ras di pasar-pasar tradisional.
Penyebab lonjakan kenaikan harga ayam itu masih diselidiki, KPPU menduga program pemusnahan parent stock oleh Kementerian Pertanian memberikan andil dalam kenaikan harga daging ayam yang terjadi di beberapa daerah, termasuk Balikpapan.
Lebih lanjut, Nur mengatakan deflasi juga disebabkan menurunnya harga bahan bakar minyak pada Desember silam.
Kelompok pengeluaran transport, komunikasi, dan jasa keuangan menyumbang andil deflasi sebesar -0,0633%.
“Harga bensin turut memberi andil yang signifikan. Jadi dua komoditas yang menyumbang andil deflasi terbesar adalah daging ayam ras dan bensin,” tutup Nur.