Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ilustrasi: Cold storage/pwcold.com
Ilustrasi: Cold storage/pwcold.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Multi Terminal Indonesia, anak usaha PT Pelindo II, tengah menjajaki pembangunan fasilitas rantai pasok pendingin di sejumlah wilayah di Indonesia dengan investasi sebesar Rp400 miliar tahun ini.

Direktur Utama PT Multi Terminal Indonesia (MTI) Tony Hajar Andenoworih mengatakan kami menyiapkan Rp400 miliar seluruh Indonesia untuk membangun cold storage.

“Kita akan bangun di 12 titik yang sudah dialiri listrik untuk tahap awal,” ungkapnya, Selasa (26/1/2016).

Ke-12 titik ini a.l. Aceh, Lhoksemauwe, Sigli, Toli-Toli, Palu, Maumere, Bima, dan Ambon. Intinya, dia menjelaskan perusahaan akan masuk ke wilayah yang belum digarap oleh penyedia cold storage swasta.

“Kami masuk yang kira-kira swasta belum tertarik karena volume kecil,” paparnya.

Dia mencontohkan ikan dari Toli-Toli yang volumenya kecil bisa diangkut dengan truk terlebih dahulu ke Makassar untuk dibawa melalui kapal ke Jakarta.

Dia menuturkan konsep utamanya adalah hub and spoke, yakni bagaimana membawa muatan cold storage dari daerah produsen ke pelabuhan pengumpul sebelum dilanjutkan ke pelabuhan hub.

Selama ini, dia mengungkapkan biaya angkut ikan dengan reefer container (peti kemas pendingin) dari Toli-Toli ke Jakarta bisa mencapai Rp38 juta-Rp40 juta.

Prosesnya barang harus dibawa ke Surabaya terlebih dahulu dengan biaya Rp28 juta, di tambah dengan pengangkutan truk Surabaya-Jakarta sekitar Rp10 juta.

Dengan konsep MTI, dia memperkirakan penguna jasa logistik bisa menghemat hingga 50% atau setengah biaya angkut.

Tony mengaku perusahaan tengah melakukan kajian untuk investasi ini dengan mengandeng konsultan internasional, Frost & Sullivan.

Konsep bisnis ini akan diintegrasikan dengan rencana pengembangan halal hub port dan logistik berikat yang akan segera diresmikan.

Tony mengaku persiapan untuk halal hub port tahap awal seluas 2,7 Ha telah dimulai. Dia menambahkan sejumlah operator halal hub port telah mengajak perusahaan untuk bekerja sama dalam proses standarisasinya.

Beberapa di antaranya, ungkapnya, operator halal hub port dari Belanda dan Dubai yang sudah berpengalaman dalam mengelola fasilitas logistik berbasis syariah Islam ini.

Menurutnya, halal hub port memerlukan standarisasi internasional agar barang-barang Indonesia yang sudah disertfikasi halal oleh MUI dan BPOM dapat diterima di negara lain sehingga kerja sama dengan operator berpengalaman diperlukan untuk memperkuat fasilitas ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper