Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mengincar industri-industri di China yang sudah tidak lagi berkembang untuk dipindahkan ke Indonesia.
Sebagai negara dengan upah buruh murah, pemerintah yakin investor akan memindahkan industrinya ke Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil memprediksi terjadinya perpindahan industri dari negara yang ongkos buruhnya mahal ke negara yang upah tenaga kerjanya lebih murah.
Dia memproyeksikan industri manufaktur di China bisa berpindah ke Indonesia.
Data dari The Economist Intelligence Unit (EIU) menyebutkan upah buruh di Indonesia hanya menerima 74 sen per jam, sedangkan di China mencapai US$4,79 per jam.
Berbagai kebijakan yang ramah pasar, imbuhnya, menjadi prioritas utama untuk menarik investor. Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan sejumlah paket kebijakan seperti penyederhanaan perizinan investasi, fasilitas insentif, pembangunan kawasan industri, dan sebagainya.
Supaya industri yang tidak kompetitif lagi di China bisa pindah kemari. Kalau enggak mereka akan cari tempat lain, apakah ke Vietnam dan Myanmar, ucapnya, usai rapat dengan Dewan Perwakilan Daerah di Gedung DPD, Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Dia meyakini Indonesia masih memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri yang mampu menyerap tenaga
kerja dalam jumlah besar walau di tengah ekonomi dunia yang sulit.
Nantinya, investor akan bebas memilih lokasi industri, sementara pemerintah fokus pada penciptaan iklim investasi yang kondusif.
Investor akan berpikir jangka panjang. Oleh sebab itu kita siapkan diri melalui regulasi dan macam-macam
sehingga selalu lebih mudah, katanya.