Bisnis.com, JAKARTA—Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyambut baik neraca perdagangan sepanjang 2015 yang mengalami surplus.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan 2015 tercatat surplus US$7,52 miliar atau membaik dari defisit neraca perdagangan 2014 sebesar US$1,88 miliar. Namun, ekspor yang belum terlalu tumbuh mengindikasikan harga komoditas yang masih tertekan.
Dia mengatakan perlunya koordinasi yang lebih baik agar Indonesia dapat menembus pasar ekspor baru. Dia meyakini hal itu dapat memasarkan produk-produk yang bisa memiliki nilai tambah tinggi sehingga mendorong ekspor.
“Yang lain yang perlu kita sama-sama perhatikan adalah di transaksi modal dan finansial, ini kondisinya lebih baik di kuartal empat sehingga nanti secara setahun itu akan kelihatan bahwa tetap terjaga,” katanya,” katanya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (15/1/2016).
Dia menilai neraca pendapatan dan jasa bisa terus terjaga karena yang menunjukkan adanya perbaikan dari tahun lalu. Kontribusi transaksi pendapatan dan jasa pada defisit transaksi berjalan pada neraca perdagangan 2015 sebesar minus US$31 miliar atau lebih baik dari tahun lalu yang defisit mencapai US$34 miliar.
“Ini ada perbaikan defisitnya. Ruang perbaikan yang kisaran minus US$30 miliar masih besar, ini yang harus kita seimbangkan sehingga transaksi berjalan kita lebih baik,” ucapnya.