Bisnis.com, JAKARTA— Wall Street rebound setelah harga minyak menguat ke level US$31/barel. Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan menjadi 7,25%.
Bursa Global. Wall Street rebound didorong harga minyak. S&P 500 naik 1,67% ke level 1.921,64, sedangkan Dow Jones menguat 1,41%.Penguatan saham-saham energi tidak mampu menahan pelemahan indeks bursa Eropa.STOXX 600 1,51% pada penutupan ke level 339,42.
Ekonomi AS. Jumlah pengangguran di AS naik. Initial jobless claims meningkat 7.000 orang menjadi 240.000 orang pada pekan lalu. Indeks harga bahan baku impor non-BBM di AS mencatatkan deflasi 11,1% pada 2015, sedangkan barang ekspor mencatatkan deflasi tertajam sejak 1983 yaitu 6,5%.
The Fed. James Bullard, salah satu anggota dewan gubernur The Fed yang paling hawkish, menyatakan harga minyak mentah bisa menunda target inflasi 2% yang ditetapkan The Fed.
BI Rate. Rapat Dewan Gubernur BI menurunkan suku bunga acuan dari 7,50% menjadi 7,25% dengan suku bunga Deposit Facility 5,25% dan Lending Facility pada level 7,75%.
Transaksi Berjalan. Direktur Eksekutif Deparetemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung, memperkirakan defisit transaksi berjalan turun menjadi dari US$190 juta pada Desember 2014 US$180 juta pada Desember 2015.
Pinjaman AIIB. Pemerintah siap mengajukan pinjaman lebih dari US$2 miliar untuk pembangunan 6 proyek pada 2016–2017 kepada Asian Infrastructure Investment Bank.
Investasi Jalan Tol. Dua investor Jepang, Mesco dan Marubeni, berniat berinvestasi membangun jalan to di Indonesia. Mesco berminat membangun tol pelabuhan Makassar senilai Rp2,5 triliun sepanjang 10 kilometer.
Modal BUMN. Kementerian BUMN akan mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp34,31 triliun dalam RAPBN-P 2016.
GIAA. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengincar pertumbuhan pendapatan US$6,05 miliar pada 2016 atau tumbuh 24% dari tahun 2015.
BMRI. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menargetkan pertumbuhan laba 3%—4% pada 2016 menjadi Rp22 triliun—Rp23 triliun.
Pinjaman Bank. OJK menyatakan pertumbuhan dana pihak ketiga menyulitkan ekspansi kredit perbankan setelah loan to deposit ratio mencapai 90,48% pada November 2015.