Bisnis.com, SEMARANG--Setelah urusan pembebasan lahan rampung, PT Bhimasena Power Indonesia memastikan akan segera memulai pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa Tengah atau yang dikenal dengan PLTU Batang berkapasitas 2x1.000 Megawatt.
PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) merupakan konsorsium yang dibentuk PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) bersama J-Power dan Itochu. Proyek ini telah dimulai sejak 2011.
Per awal pekan ini, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah memastikan pembebasan lahan seluas 226 hektare untuk pembangunan PLTU Jateng telah tuntas. Hal tersebut ditunjukkan melalui pemasangan papan penanda kepemilikan lahan yang tersebar di tiga desa, yakni Desa Karanggeneng, Ujungnegoro, dan Ponowareng.
GM External Relations PT BPI Ary Wibowo mengatakan dukungan dan kerja sama masyarakat Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menjadi kunci dalam penyelesaian proses pembebasan lahan.
"Kami harap proyek ini dapat menjadi solusi bagi pemenuhan kebutuhan listrik nasional dam memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Batang," katanya, seperti dikutip dari laman resmi, Jumat (15/1/2016).
PLTU Batang merupakan proyek yang dibangun melalui pola kerja sama pemerintah swasta (KSP atau public private partnership/PPP). Proyek ni merupakan proyek KSP skala besar pertama yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden No. 67/2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan, BPI bersama dengan Pemkab Batang akan terus melakukan kegiatan sosialisasi proyek, agar masyarakat dapat memahami manfaat atas terwujudnya proyek PLTU itu.
"Ketersediaan energi menjadi salah satu kunci untuk menggaet investor. Pembangunan ini diharapkan dapat mendorong tumbuh berkembangnya sentra industri yang akan memberi lebih banyak manfaat bagi perekonomian masyarakat," kata Ary.
Kepala Dinas Sosnakertrans Kab. Batang Soegiatmo berharap kehadiran PLTU itu dapat mendorong terciptanya lapangan kerja baru.