Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Pencurian Ikan Marak, Nelayan di Gorontalo Terancam

Bisnis.com, GORONTALO - Sejumlah nelayan di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, terancam alih profesi akibat minimnya produksi perikanan tangkap serta maraknya aksi pencurian ikan (illegal fishing) di perairan itu.

Ahmad Lolo, salah satu nelayan Desa Dudepo, mengatakan mereka telah mengadukan kondisi perairan Dudepo yang tidak lagi berpeluang untuk produksi perikanan tangkap.

"Maraknya aksi penangkapan ikan menggunakan alat kompresor dan obat bius, mengancam aktivitas perekonomian nelayan di pulau ini," ujar Ahmad, Sabtu (9/1/2016).

Rata-rata nelayan lokal yang mengandalkan pukat, sero dan alat tangkap ikan tradisional lainnya, harus pulang dengan tangan kosong.

Akibat aksi illegal fishing yang dicurigai menggunakan bahan kimia berbahaya.

"Kami sangat mengkhawatirkan kondisi ini, maka sudah melaporkannya ke DPRD untuk ditindaklanjuti secepatnya," ujar Ahmad.

Nelayan lainnya, Djahidin Labajo mengatakan dia kebingungan harus memanfaatkan bantuan pemerintah daerah yang diterimanya.

Sebab perahu mesin tempel sebagai sarana untuk menangkap ikan, tidak bisa digunakan lagi.

"Kami sangat kesulitan mendapatkan ikan, sebab kalah bersaing dengan pelaku yang menggunakan alat kompresor dan obat bius," ujarnya.

Warga setempat diakui Djahidin, mencurigai aktifitas penangkapan ikan menggunakan obat bius tersebut mengingat pelaku sering mendapatkan ikan dalam jumlah besar.

Keanehan lainnya adalah, ikan hasil tangkapan mereka memiliki ciri-ciri yang sama, yaitu tusukan sebagai tanda menangkap ikan dengan ditumbak pada posisi yang sama baik ikan berukuran besar maupun kecil.

Ia berharap, DPRD menyahuti aspirasi tersebut dan meminta pemerintah daerah untuk segera menertibkan pelaku illegal fishing yang mengancam kelangsungan ekosistem laut di wilayah perairan tersebut.

Wakil Ketua DPRD Saiful Karim mengaku sudah menerima aspirasi tersebut bahkan sudah mengunjungi langsung Pulau Dudepo untuk melihat kondisi nelayan.

"Mereka kebingungan memanfaatkan bantuan pemerintah daerah, bahkan sebagiannya lagi bingung harus meminta bantuan dalam bentuk apa, mengingat sering melaut tanpa hasil," ujar Saiful.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper