Bisnis.com, JAKARTA—Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjamin cadangan devisa Desember 2015 sebesar US$105,9 miliar mampu mencukupi kebutuhan kewajiban pembayaran utang dan kewajiban bayar impor.
Cadangan devisa Indonesia itu meningkat US$5,7 miliar atau Rp79,23 triliun (kurs Rp13.900 per dolar AS) dari posisi akhir November 2015 sebesar US$100,2 miliar. Peningkatan itu berasal dari penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, penerimaaan hasil ekspor migas, dan penerbitan global bonds pemerintah untuk pembayaran utang luar negeri serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah.
“Jadi kita mensyukuri bahwa tahun lalu [Desember 2014] cadangan devisa US$111 miliar, sekarang ini ada di US$105. Itu merupakan satu bentuk jumlah yang baik untuk mencukupi kebutuhan kewajiban pembayaran utang atau pun kewajiban membayar impor,” katanya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2016).
Bank Indonesia memperkirakan posisi cadangan devisa terakhir itu dapat membiayai 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jumlah tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
“Kami merasa bahwa cadangan devisa menjadi salah satu instrument yang terus kita kelola selain nilai tukar dan tingkat bunga,” ucapnya.