Bisnis.com, JAKARTA – Kelompok negara berkembang dalam G-20 yang diketuai Brazil juga mendesak negara maju agar menghapus subsidi ekspor dan subsidi lainnya di sektor pertanian. Desakan tersebut sesuai dengan mandate dari perjanjian bidang pertanian di WTO.
Kelompok G-20 juga meminta agar Paket Nairobi menghasilkan paket yang adil, transparan, dan kredibel dengan memperhatikan aspek pembangunan bagi negara berkembang dan LDCs di sektor pertanian.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi mengatakan, pertemuan G20 di Nairobbi sangat penting untuk mengkonsolidasikan posisi kelompok, khususnya dalam menentukan arah dan langkah untuk menghasilkan paket Nairobi.
“Paket Nairobi diharapkan dapat mengakomodasi kepentingan negara berkembang di bidang pertanian melalui pendisiplinan instrumen export competition dan transparansi mekanisme tariff rate quota yang diterapkan negara maju,” kata Bachrul.
Menurutnya, kelompok G-20 sepakat untuk terlibat dalamperundingan secara konstruktif dan dan lebih pragmatis sebagai antisipasi perundingan pasca-Nairobi. Hal tersebut bertujuan menciptakan komitmen yang mengikat negara-negara maju untuk menghapuskan subsidi ekspor, serta mendisiplinkan semua kebijakan subsidi pertanian yang mempunyai efek terhadap perdagangan sektor pertanian.
Adapun, dalam pertemuan Cairns Group yang diketuai Australia, koalisi negara eksportir produk pertanian juga menegaskan pentingnya reformasi kebijakan pertanian yang berpengaruh bagi perdagangan, untuk menghindari berbagai distorsi di pasar ekspor.
Beberapa anggota Cairns Group menyatakan keprihatinannya atas perkembangan perundingan pada isu pertanian yang justru memperlihatkan perbedaan pandangan yang masih tajam di antara anggota yang menyebabkan kesepakatan sulit tercapai.
Isu kompetisi ekspor menjadi salah satu perhatian dari kelompok tersebut untuk masuk dalam bagian paket Nairobi. Tetapi, isu kompetisi ekspor masih belum menemukan titik terang dalam mencapai kesepakatannya.