Bisnis.com, JAKARTA--Produksi minyak Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu baru menyentuh angka 130.000 barel per hari (bph).
Dan Wieczyinski, Project Executive Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL), mengatakan produksi minyak Lapangan Banyu Urip di Jawa Timur mulai meningkat ke angka 130.000 Bph dari fasilitas pemrosesan utama (central processing facility/CPF).
"Lapangan Banyu Urip diharapkan dapat menghasilkan 450 juta barel minyak selama masa operasi proyek," katanya melalui pernyataan resmi di Jakarta, Senin (14/12/2015).
Padahal, pemerintah menargetkan produksi Lapangan Banyu Urip sebesar 205.000 bph sepanjang Oktober hingga Desember 2015 untuk mengamankan target lifting minyak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar 825.000 bph.
Akibat keterlambatan ini, realisasi lifting minyak sepanjang Desember 2014 hingga November 2015 hanya 94,3% atau 777.700 barel per hari (bph).
Dan melanjutkan Lapangan Banyu Urip terdapat 45 sumur yang berproduksi dari tiga tapak sumur, satu fasilitas pemrosesan pusat, jalur pipa darat/lepas pantai sepanjang 95 km dan satu kapal tangki penyimpanan dan alir muat serta fasilitas bongkar-muat kapal di Laut Jawa. Lapangan tersebut dioperatori oleh EMCL yang bermitra dengan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan Badan Kerjasama Blok Cepu (BKS).
Produksi Lapangan Banyu Urip mulai dilakukan pada 2008, produksi terus meningkat seiring dengan bertambahnya fasilitas pengoperasian pada 2014 dan 2015. Pada 2016, proyek Banyi Urip bakal menyumbang 20% produksi nasional. Lapangan tersebut merupakan proyek minyak terbesar di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Lapangan Banyu Urip dibangun oleh 5 konsorsium kontraktor EPC yang dipimpin oleh perusahaan nasional, dan mempekerjakan 17.000 pekerja lokal dan nasional pada titik puncak kegiatannya, atau 95% dari keseluruhan tenaga kerja proyek. Pembangunan fasilitas produksi Banyu Urip melibatkan lebih dari 460 subkontraktor Indonesia.
ExxonMobil Cepu Limited sebagai operator memiliki 45% saham Lapangan Banyu Urip, PT Pertamina EP Cepu memiliki 45%, serta empat Badan Usaha Milik Daerah, yaitu PT Blora Patragas Hulu, PT Petrogas Jatim Utama Cendana, PT Asri Darma Sejahtera, dan PT Sarana Patra Hulu Cepu memiliki 10%.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, Blok Cepu bisa menjadi tumpuan lifting nasional. Berdasarkan data SKK Migas lifting minyak di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu ditargetkan mencapai 161.100 barel per hari pada tahun depan.
Angka tersebut merupakan 19% dari target lifting nasional. Saat ini pengembangan Lapangan Banyu Urip memang menghadapi sejumlah hambatan. Namun, menurutnya, persoalan-persoalan tersebut merupakan masalah non teknis.
Salah satu persoalan nonteknis yang menghambat produksi Lapangan Banyu Urip terjadi pada 1 Agustus 2015. Pekerja engineering, construction, and procurement I (EPC-1) mengamuk pada jam makan siang. Exxonmobil Cepu Limited (EMCL), operator Lapangan Banyu Urip, sempat menghentikan sebagian produksi akibat insiden tersebut.