Bisnis.com, BALIKPAPAN--Penjualan bahan bakar minyak industri di Pulau Kalimantan sepanjang tahun ini anjlok sekitar 20%, dipengaruhi oleh kelesuan kinerja sektor pertambangan khususnya batu bara dan kegiatan perekonomian yang kurang bergairah.
Penurunan penjualan bahan bakar minyak (BBM) industri sekitar 20% tersebut setidaknya memengaruhi realisasi penyaluran BBM dengan harga keekonomian tersebut oleh Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan PT. Pertamina (Persero) pada tahun ini.
General Manager Marketing Operation Region VI (MOR) PT. Pertamina (Persero) Muhammad Irfan mengatakan capaian kinerja perusahaan pada tahun ini tidak bisa maksimal sebagai dampak atas kondisi krisis seperti saat ini, khususnya sektor pertambangan batu bara.
“Kelihatan sekali dampaknya, seharusnya kami optimistis 100% tercapai karena kondisi seperti itu capaian kami tidak bisa maksimal. Prognosa kami sampai 80%, itu paling tinggi yang dapat kami capai sampai akhir tahun. Tergerus hampir 20% untuk BBM industri,” kata Irfan, seusai perayaan HUT PT. Pertamina (Persero) ke-58 Tahun, Kamis (10/12/2015).
Berdasarkan volume, Pertamina menargetkan untuk memasarkan sebanyak 4 juta kilo liter (KL) BBM industri di wilayah Kalimantan pada tahun ini.
Namun, sampai akhir tahun ini realisasinya diperkirakan hanya sebesar 80% dari target. Adapun penyaluran untuk BBM subsidi (PSO/public service obligation) dan BBM penugasan ditargetkan sebesar 3 juta KL pada 2015 dan sekitar 1.000 metrik ton per hari untuk elpiji PSO di wilayah Kalimantan.