Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gentayangan di Jakarta, Badan POM Ungkap Modus Mafia Minyak Jelantah

Minyak goreng curah/Antara
Minyak goreng curah/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengendus adanya kelompok yang mengumpulkan minyak jelantah untuk dioplos menjadi minyak goreng curah.

Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan BPOM Tetty Sihombing mengatakan kelompok tersebut bekerja dengan modus mengumpulkan minyak-minyak goreng sisa dari berbagai hotel, restoran, dan rumah-rumah makan di sekitar Jakarta.

Setelah itu, minyak jelantah diolah atau dioplos untuk diperdagangkan ke warung-warung lebih kecil.

“Kami belum punya data otentik tentang ini. Tapi kita bisa lihat sendiri di warung-warung pinggir jalan,” ujarnya dalam acara diskusi di Jakarta, hari ini, Jumat (4/12/2015).

BPOM, kata dia, sulit menjangkau distribusi minyak jelatah karena tidak termasuk bahan pangan sebagai obyek pengawasan lembaga itu. Akibatnya, minyak goreng sisa kembali digunakan oleh masyarakat yang dapat memicu penyakit berbahaya seperti kanker.

“Karena itu perlu ada intervensi agar minyak jelantah tidak masuk ke rantai konsumsi manusia tapi dialihkan menjadi bahan baku energi,” tuturnya.

Di lokasi yang sama, Peneliti Institut Studi Transportasi Ari Mochamad mengaku pernah melakukan investigasi mengenai praktik perdagangan minyak jelantah. Dia mengatakan para pengumpul skala besar biasanya memperoleh minyak jelantah dari para juru masak hotel dan restoran.

“Pengumpul ini kan mafia juga. Dibeli Rp2.000-Rp6.000 per liter dan diolah untuk dijual kembali,” katanya di tempat yang sama.

Menurut Ari, kelompok tersebut mengumpulkan minyak jelantah dalam dirigen berkapasitas 126 liter. Minyak kemudian dicampur dengan tepung sagu, lalu diendapkan selama 24 jam dan disaring menjadi minyak curah.

“Dijual kembali dengan harga Rp9.000 atau Rp1.000 lebih murah dari harga pasar,” tutur doktor ilmu lingkungan ini.

Selain itu, Ari juga menyebutkan minyak jelantah diekspor ke luar negeri sebagai bahan bakar biodiesel. Senada dengan Tetty, dia meminta pemerintah membuat aturan tata niaga minyak jelantah agar dapat dialihkan sepenuhnya menjadi sumber bahan bakar biodiesel.

Konsumsi minyak goreng Indonesia diperkirakan sebesar 6,37 juta ton pada tahun lalu. Dari jumlah itu hanya 37% yang merupakan produk kemasan, sisanya minyak goreng curah. Dari 6,37 juta ton konsumsi, potensi minyak jelantah ditaksir mencapai 3,6 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper