Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan hanya satu bank yang menyatakan siap menjadi bank pelaksana penyaluran subsidi selisih angsuran (SSA) yang direncanakan dimulai pada akhir November 2015.
Direktur Perenanaan Pembiayaan Perumahan, Poltak Sibuea, mengatakan bank pelaksana akan meneken perjanjian kerja sama opersional baru dengan Pusat Pengelola Dana Pembiayaan Perumahan.
"Harus ada payung hukum baru, yang sudah ada kan baru kerjasama untuk FLPPP [Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan]," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (25/11/2015).
Poltak menyebut, saat ini baru PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang berminat menjadi bank pelaksana. Dia menjelaskan, bank lain masih mempertimbangkan untuk menjadi bank pelaksana.
Menurut Poltak, bank pelaksana SSA harus menanggung penuh pokok pinjaman kepada nasabah. Ini berbeda dengan skema FLPP di mana sebanyak 90% pokok pinjaman berasal dari subsidi pemerintah. "Jadi kalau untuk SSA dia harus punya modal," tukasnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah di akhir tahun ini akan menggunakan skim SSA sebagai pengganti subsidi FLPP yang telah habis plafonnya pada Juli 2015 lalu.
Pemerintah akan menggunakan dana operasional PPDPP sebesar Rp57 miliar agar bunga pinjaman kepada masyarakat tetap 5%.
Adapun, plafon FLPP tahun ini sebesar Rp5,1 triliun telah habis terserap pada Juli 2015 untuk membiayai 76.000 unit rumah.
Direktur Mortgage BTN, Mansyur Nasution, menyatakan perseroan siap menjadi bank pelaksana penyaluran SSA. "Likuiditas kami masih cukup banyak, terlebih kami juga dapat pinjaman dari ICBC," tukasnya.
Per September 2015, rasio kecukupan modal BTN mencapai 15,78%. BTN juga telah menekan pinjaman bilateral dengan PT Bank ICBC Indonesia sebesar RMB5 miliar atau setara Rp10 triliun.