Bisnis.com, DILI TIMOR LESTE--Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia-Nusa Tenggara Timur mendorong para pelaku usaha skala kecil dan menengah untuk memanfaatkan peluang bisnis di perbatasan Timor Leste.
Abraham Paul Liyanto, Ketua Kadin Indonesia, mengatakan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar memproduksi produk yang dibutuhkan masyarakat Timor Leste.
“Produk UKM asal NTT dipasarkan melalui kawasan free trade zone yang disepakati kedua negara, yakni Indonesia dan Timor Leste berada di daerah perbatasan kedua negara,” katanya, Jumat (6/11/2015).
Menurutnya, seluruh produk yang dipasarkan di kawasan bebas perdagangan atau free trade zone yang ada di dekat perbatasan antara distrik Timor Leste dan NTT itu tidak dikenakan pajak bea masuk sebesar 10%.
Dia mengatakan Indonesia tengah membangun border yaitu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain di Kabupaten Belu, NTT yang merupakan lintas perbatasan antara Timor Leste dan NTT Indonesia.
“PLBN Terpadu Motaain dibangun dengan anggaran sekitar Rp100 miliar dilengkapi bangunan untuk menjadi free trade zone, yang memfasilitasi perdagangan dari kedua negara dengan bebas pajak 10%,” ujarnya.
Abraham mengatakan melalui free trade zone tersbut produk dan komoditas yang dihasilkan UKM dari NTT akan dibeli para pembeli dari Timor Leste dan sebaliknya produk yang berbeda dari negara tetangga itu dibeli masyarakat NTT.
Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa kerja sama trilateral dapat mendongkrak potensi sektor pariwisata, maritime, dan agrikultur, di Dili, Kupang dan Darwin serta persoalan yang dapat diatasi bersama seperti air, kekeringan dan imigran gelap.