Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menduduki peringkat kemudahan bisnis atau doing business urutan 109 di dunia. Peringkat Indonesia tahun ini sudah naik dibandingkan urutan tahun 2014 lalu yang di nomor 114.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan peringkat kemudahan bisnis di Indonesia yang saat ini menduduki peringkat 109 pada 2015 di dunia ini dinilai masih belum membanggakan.
"Iya kita masih lebih baik sedikit dari beberapa negara kecil ASEAN. Tapi dengan Vietnam saja kita kalah. Dia peringkat 76 atau 77 kayaknya. Malaysia jauh lebih baik lagi di peringkat 17 atau 18. Bahkan Singapura di nomor 1 dunia dalam kemudahan berbisnis. Saya mengutip ini untuk mengingatkan kita," ujarnya di Hotel Borobudur, Rabu (4/11/2015).
Oleh sebab itu, hal ini perlu diperhatikan mengingat Indonesia akan masuk dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pasalnya, dalam kurun waktu yang kurang dari dua bulan lagi Indonesia sudah memasuki integrasi MEA per 1 Januari 2016.
Kendati demikian, pihaknya menyakini pelaku usaha skala besar cukup mampu melakukan penyesuaian diri di tengah persaingan MEA.
Pihaknya juga meminta agar para pejabat tingkat daerah untuk ikut memberikan kemudahan dalam berbisnis yakni terkait dengan perizinan.
Tapi mulai dari RT/RW, nanti tidak lengkap persyaratannya, diulang. Dan itu tidak bisa dilakukan paralel, harus satu per satu. Terus terang ini tidak efisien. Tidak simple. Kita sudah melakukan perbaikan, tapi akhirnya di lapangan bagaimana, ucapnya.
Darmin menambahkan kawasan Asean ini merupakan sebuah kawasan ekonomi yang sangat menjanjikan. Hal itu terlihat dari jumlah penduduknya lebih dari 600 juta jiwa dengan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari US$2,4 triliun pada 2015.
Aliran investasi asing yang masuk ke Asean sepanjang 2015 tercatat senilai US$136,2 miliar dan total perdagangan Asean dengan dunia pada periode sama mencapai US$2,53 triliun
Asean menjadi kawasan yang sangat menarik bagi investor. Indonesia perlu bersiap. Melihat profil ekonomi Asean yang naik dari tahun ke tahun diharapkan MEA menjadi pendorong ekonomi di kawasan Asean, tutur Darmin.